REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Siapa yang tidak menginginkan dilimpahkan rezeki dalam kehidupannya? Mayoritas orang menginginkan itu. Oleh karena itu, banyak yang bekerja keras agar mendapatkan harta melimpah. Walaupun sejatinya rezeki bukan sekadar uang dan harta, melainkan juga kesehatan.
Banyak ayat al-Quran yang berbicara tentang rezeki. Seperti dalam Surah Hud ayat 6:
وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
Wa mā min dābbatin fil-arḍi illā ‘alallāhi rizquhā wa ya‘lamu mustaqarrahā wa mustauda‘ahā, kullun fī kitābim mubīn(in).
Artinya: "Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauhulmahfuz)."
Tafsir tahlili dalam Quran Kemenag menjelaskan ayat tersebut menyatakan bahwa Allah menjamin binatang yang hidup di bumi dijamin rezekinya. Dan Allah telah menjamin rezeki serta telah tercatat di Lauh Mahfuz. Ayat ini juga menunjukkan jaminan rezeki dari Allah kepada seluruh makhluk di bumi.
Ayat al-Quran lainnya tentang rezeki adalah pada Surah at-Talaq ayat 3:
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Wa yarzuqhu min ḥaiṡu lā yaḥtasib(u), wa may yatawakkal ‘alallāhi fa huwa ḥasbuh(ū), innallāha bāligu amrih(ī), qad ja‘alallāhu likulli syai'in qadrā(n).
Artinya: "dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu."
Ayat ini menurut tafsir ringkas kemenag, Allah akan memberikan rezeki yang tidak bisa terduga-duga bagi makhluknya. Allah menjamin kebutuhan fisik maupun ruhani.