Jumat 16 Feb 2024 18:25 WIB

Saat Turun Berperang, Rasulullah SAW Loyal kepada Pasukannya, Begitu Juga Sebaliknya

Akhlak mulia Rasulullah SAW tergambar juga saat perang.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Rasulullah SAW. Akhlak mulia Rasulullah SAW tergambar juga saat perang
Foto:

Akhlak mulia

Nabi Muhammad SAW merupakan manusia paling sempurna di antara manusia-manusia lainya. Dia mempunyai budi pekerti yang agung. Bahkan keagungan perilaku Nabi Muhammad telah disebut Allah SWT dalam surat Al Qalam ayat 4:

وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ "Sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung."

Tafsir Tahlili dalam Quran Kemenag menjelaskan bahwa pahala tak terputus yang diterima Nabi Muhammad SAW karena akhlaknya yang mulia. Menyebut Nabi Muhammad SAW mempunyai akhlak yang agung sebagai pujian yang jarang diberikan kepada hamba lainnya.

Ayat ini juga sebagai jawaban atas tuduhan orang musyrik kepada Nabi Muhammad SAW sebagai orang gila. Sebab semakin baik budi pekerti seseorang akan kian jauh dari penyakit gila.

Sebaliknya semakin buruk budi pekerti seseorang maka akan kian dekat dengan penyakit gila.

Ada banyak contoh budi pekerti agung Nabi Muhammad. Dalam buku Intisari Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hazm Al Andalusi menyebutkan beberapa budi pekerti agung Nabi Muhammad SAW di antaranya kedermawanannya.

Nabi Muhammad SAW jarang menyimpan uang satu dirham pun di dalam sakunya ketika di luar rumah. Dia akan menunggu orang yang membutuhkan untuk dibagikan uang meski hari sudah gelap. Nabi Muhammad SAW juga memiliki sikap kesederhanaan dalam menjalani hidupnya.

Dia hanya mengambil kebutuhan pokok selama setahun dari harta yang dimilikinya berupa sedikit gandum dan kurma. Sisa dari itu, Nabi Muhammad SAW mempergunakannya di jalan Allah SWT.

Atas kesederhanannya itu Rasulullah SAW bahkan sering kekurangan mencukupi kebutuhannya selama satu tahun.

Budi pekerti mulia lainnya dari Nabi Muhammad SAW adalah dia menjawab salam dari siapapun termasuk dari budak. Dia bahkan tak segan memperbaiki sandalnya sendiri, menjahit pakaian sendiri serta membantu pekerjaan istri.

Dia juga menerima hadiah dan memakannya dari orang. Lalu Dia tak segan membalas orang tersebut dengan hadiah. Kendati demikian, Nabi Muhammad SAW tidak menerima sedekah apalagi memakannya. 

photo
Empat Makna Penting dalam Ayat Laqod Jaakum terkait Nabi Muhammad - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement