Kamis 15 Feb 2024 14:00 WIB

Siasat Firaun Susun Pembunuhan Berencana terhadap Setiap Bayi Laki-Laki

Firaun sangat mengkhawatirkan kekuasaannya akan hilang.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Temuan makam yang diyakini merupakan milik teman satu-satunya Firaun.
Foto:

Hal itu diabadikan dalam Alquran, sebagaimana firman Allah SWT berikut ini:

وَاَوْحَيْنَآ اِلٰٓى اُمِّ مُوْسٰٓى اَنْ اَرْضِعِيْهِۚ فَاِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَاَلْقِيْهِ فِى الْيَمِّ وَلَا تَخَافِيْ وَلَا تَحْزَنِيْ ۚاِنَّا رَاۤدُّوْهُ اِلَيْكِ وَجَاعِلُوْهُ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ

"Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, “Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul." (QS. Al Qasas ayat 7) 

Peti yang berisi Nabi Musa yang masih bayi itu diikat dengan tali, untuk menyembunyikannya dari pandangan para pembantu dan pasukan Firaun. Namun tali itu terputus dan ombak mendorongnya ke sisi istana Firaun.

Peti tersebut dilihat oleh istri Firaun, Asia binti Muzahim. Dan diambilnya peti tersebut yang ternyata terdapat bayi laki-laki di dalamnya. Lalu dia meminta kepada Firaun agar bisa merawat bayi tersebut. 

Ulama Al-Azhar Kairo Mesir, Dr Muhammad Atta Al Azhari, menjelaskan, Firaun khawatir akan datangnya pemimpin di masa mendatang, sehingga dia memerintahkan para penyihir di masanya untuk mencari dan menemukan bayi yang kelak akan menjadi pemimpin itu.

Hal tersebut sebagaimana firman Allah SWT berikut ini:

قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ اَنْفُسُكُمْ اَمْرًاۗ فَصَبْرٌ جَمِيْلٌ ۗعَسَى اللّٰهُ اَنْ يَّأْتِيَنِيْ بِهِمْ جَمِيْعًاۗ اِنَّهٗ هُوَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ

"Dia (Yakub) berkata, “Sebenarnya hanya dirimu sendiri yang memandang baik urusan (yang buruk) itu. Maka (kesabaranku) adalah kesabaran yang baik. Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku. Sungguh, Dialah Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana.”

Atta menambahkan, dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa suatu hari seorang pemuda menafsirkan sebuah mimpi Firaun bahwa seorang pemuda dari Bani Israil akan datang dan merebut kekuasaan darinya, merusak, melenyapkan serta mengakhiri hidup Firaun. Tentu mendengar ini membuat Firaun seolah tersambar petir. 

Berdasarkan riwayat lain, dikatakan bahwa ketika seorang wanita melahirkan anak laki-laki, maka Firaun memenggalnya karena takut tahta dan kerajaannya terenggut.

Terlepas dari hal tersebut, Syekh Ahmad Al Fayumi, salah satu ulama Al-Azhar Kairo Mesir, menjelaskan, riwayat yang bersumber dari Bani Israil dibagi oleh para ulama ke dalam tiga kategori.

Bagian pertama adalah riwayat yang selaras dengan Alquran dan ini benar adanya. Bagian kedua adalah riwayat yang bertentangan dengan Alquran dan Hadits, sehingga tidak boleh dijadikan sebagai acuan.

Adapun bagian ketiga, adalah yang tidak ada dalam Alquran dan tidak pula dalam hadits. Dengan demikian, seorang Muslim tidak mengimaninya dan tidak pula mengingkarinya. Karena Nabi Muhammad SAW bersabda:

لا تصدقو أهل الكتاب ولا تكذبهم

"Janganlah kalian mempercayai ahlul kitab dan jangan pula mendustakannya." (HR. Bukhari) 

Sementara itu, Atta Al-Azhari juga memaparkan bahwa Firaun merujuk pada salah satu raja Mesir. Firaun, sebagaimana tercantum dalam kitab-kitab sejarah Islam, adalah seseorang yang berasal dari bangsa Hyksos dan bukan orang Mesir. "Kata Firaun menunjukkan kesombongan dan dia adalah contoh kejahatan, kesombongan dan juga kerusakan," demikian penjelasan Atta Al-Azhari.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement