REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam kitab Nashaihul Ibad yang diterjemahkan Abu Mujaddidul Islam Mafa dan diterbitkan Gitamedia Press, 2008 mengutip doa yang dipanjatkan ulama bergelar lautan kebenaran yakni Yahya bin Mu'adz Ar Razi. Dalam munajatnya, Yahya bin Mu'adz Ar Razi mengungkapkan enam penyebab atau sumber keindahan di dunia dan akhirat.
Yahya bin Mu'adz Ar Razi ulama bergelar pembimbing para ulama ini dalam munajatnya menyampaikan, "Wahai, Tuhanku, tiada indah suatu malam, kecuali dengan bermunajat kepada-Mu. Tiada indah suatu sinar, melainkan berbuat taat kepada-Mu. Tiada indah suatu siang, kecuali berbuat taat kepada-Mu. Tiada indah dunia ini, kecuali dengan menyebut (berzikir) kepada-Mu. Tiada indah akhirat, melainkan bersamaan ampunan-Mu. Tiada bau harum surga, melainkan dengan melihat wajah-Mu." (Nashaihul Ibad, Syekh Nawawi al-Banteni)
Tentang keindahan duniawi, secara gamblang dapat dipahami dalam sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Nasa'i.
Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya dunia itu terlaknat, dan terlaknat pula seluruh isinya, kecuail perbuatan mengingat (berzikir) kepada Allah dan yang sepadan dengannya serta orang alim dan orang belajar." (HR Imam Nasa'i)
Dalam hadits yang lain, Ad Dailami juga telah meriwayatkannya, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya sebagai berikut. "Setelah Allah menurunkan Nabi Adam Alaihissalam dari surga ke dunia, maka susahlah segala sesuatu yang semula mendampinginya, kecuali emas dan perak."
Kemudian Allah berfirman...