Senin 05 Feb 2024 16:04 WIB

Kisah Persahabatan Nabi Adam dengan Iblis, Apa yang Memisahkan Mereka?

Baik Nabi Adam maupun Iblis, keduanya pernah menjadi penghuni surga.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Surga
Foto:

Nabi Adam gelisah dan nyaris terobek-robek dan terbakar. Nabi Adam berkata, “Tuhanku, pahitnya gunung-gunung telah terteguk membumbung tinggi. Lindungilah aku dari panasnya keputusasaan keterjatuhan.” Nabi Adam kemudian diberi tahu, “Tidak ada masalah denganmu sampai engkau tiba ke pemisahan dua golongan; satu golongan ke surga, satu golongan lain ke neraka.”

Kemudian, Nabi Adam mengambil jalur kanan. Sementara iblis mengambil jalur kiri karena pada padasarnya iblis memang golongan kiri. Namun karena iblis dengan Nabi Adam pernah bersahabat, persahabatan mereka membekas. Sehingga tempat perjalanan iblis senantiasa di samping kiri Nabi Adam.

Hal itu berpengaruh pada manusia yang asalnya dari sisi kiri. Manusia-manusia itu berjalan dalam naungan kegelapan penentangan iblis. Mereka pun kafir karena dekat dengan iblis dan bergaul dengannya.

Adapun orang-orang yang berada di sisi kanan tetap di dalam cahaya pengetahuan Nabi Adam dan selamat dari kegelapan iblis karena jauh darinya. Cahaya pengetahuan Nabi Adam mempengaruhi orang-orang di sisi kanan meski di samping orang kafir dan orang-orang yang berteduh pada naungan iblis yang berada di sisi kiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement