Rabu 31 Jan 2024 21:01 WIB

Sertakan Tawakal dalam Mencari Rezeki

Tawakal tidak berarti umat pasrah begitu saja.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Muhammad Hafil
Membuka pintu rezeki. Ilustrasi
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Membuka pintu rezeki. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam mencari rezeki penting bagi setiap umat Islam agar menyertainya dengan sifat tawakal. Maksud dari tawakal dalam mencari rezeki adalah menyerahkan segalanya kepada Allah Swt. Sebab Allah telah menjamin setiap rezeki untuk umatnya.

Namun dengan tawakal tidak berarti umat pasrah begitu saja. Setiap umat harus tetap berusaha dengan cara bekerja dalam mencari rezeki. Dengan tawkal setiap umat justru harus berusaha sebaik-baiknya agar mendapatkan rezeki yang banyak dan juga diridhai oleh Allah.

Baca Juga

Yusuf Al-Qardhawi dalam bukunya "Tawakal Jalan Menuju Keberhasilan dan Kebahagiaan Hakiki" mengatakan Allah telah menjamin rezeki bagi setiap manusia. Hal tersebut tertuang dalam firman-Nya surah Huud ayat 6: 

وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

Wa mā min dābbatin fil-arḍi illā ‘alallāhi rizquhā wa ya‘lamu mustaqarrahā wa mustauda‘ahā, kullun fī kitābim mubīn(in).

Artinya: "Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya.350) Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauhulmahfuz)".

Firman Allah lainnya tentang jaminan rezeki Allah pada surah al-Ankabut ayat 60 yang berbunyi:

وَكَاَيِّنْ مِّنْ دَاۤبَّةٍ لَّا تَحْمِلُ رِزْقَهَاۖ اللّٰهُ يَرْزُقُهَا وَاِيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Wa ka'ayyim min dābbatil lā taḥmilu rizqahā, allāhu yarzuquhā wa iyyākum, wa huwas-samī‘ul-‘alīm(u).

Artinya: "Betapa banyak hewan bergerak yang tidak dapat mengusahakan rezekinya sendiri. Allahlah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".

Oleh dari itu, kata Al-Qardhawi ketika manusia diperintahkan agar menginfakkan sebagian hartanya maka perlu dilakukan. Sebab Allah akan memberikan rezeki yang lebih baik dari apa yang telah diinfakkan.

Sebagaimana firman Allah Surah Saba' ayat 39:

قُلْ اِنَّ رَبِّيْ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُ لَهٗ ۗوَمَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهٗ ۚوَهُوَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ

Qul inna rabbī yabsuṭur-rizqa limay yasyā'u min ‘ibādihī wa yaqdiru lah(ū), wa mā anfaqtum min syai'in fahuwa yukhlifuh(ū), wa huwa khairur-rāziqīn(a).

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya.” Suatu apa pun yang kamu infakkan pasti Dia akan menggantinya. Dialah sebaik-baik pemberi rezeki.

Imam Al-Ghazali dalam Minhajul Abidin menyebut tawakal sebagai penawar dari susahnya mencari rezeki. Maka demikian tawakal memang sangat penting untuk selalu dipegang bagi setiap umat dalam mencari rezeki. Sebab Allah telah menjamin setiap rezeki masing-masing orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement