Rabu 31 Jan 2024 06:29 WIB

Kisah Pencuri yang Sholat dan Puasa Saat Masuk Rumah Malik bin Dinar

Malik bin Dinar yang merespons pencuri tidak dengan perasaan marah dan benci.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi.
Foto:

Dilansir dari buku Sa'atan Sa'atan (Semua Ada Saatnya) yang ditulis Syekh Mahmud Al-Mishri diterjemahkan Ustadz Abdul Somad terbitan Pustaka Al-Kautsar, pencuri itu menetap selama beberapa hari lamanya di rumah Malik bin Dinar. Ia melaksanakan puasa dan sholat malam.

Ketika si pencuri akan pergi, ia berkata, “Wahai Malik, aku telah berniat untuk bertobat." Malik bin Dinar berkata, "Semua itu di tangan Allah."

Pencuri itu bertobat dengan tobat yang sebenarnya. Kemudian ia pergi dari tempat Malik bin Dinar.

Lalu mantan pencuri yang sudah bertobat itu bertemu dengan salah seorang pencuri lain yang berkata kepadanya, "Aku sangka kamu telah mendapatkan harta simpanan?"

Mantan pencuri itu berkata, "Wahai saudaraku, aku masuk ke rumah Malik bin Dinar, aku datang untuk mencuri hartanya, akan tetapi dialah yang telah mencuri hartaku, aku telah bertobat kepada Allah. Sekarang aku menjadi penjaga pintu dan aku akan tetap seperti ini hingga aku mendapatkan seperti apa yang telah diperoleh orang-orang terkasih."

Demikian kisah Malik bin Dinar yang merespons pencuri tidak dengan perasaan marah dan benci. Dalam kisah tersebut, Malik bin Dinar malah mengungkapkan kelembutan hati dan kasih sayangnya terhadap si pencuri. Malik bin Dinar mengajak si pencuri bertobat dan sholat dengan cara yang baik karena tobat jauh lebih berharga dari sesuatu yang ingin dicuri oleh si pencuri dari rumah Malik bin Dinar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement