Kamis 25 Jan 2024 13:19 WIB

Hiburan dalam Islam Boleh, tapi Bisa Jadi Haram Jika...

Pada dasarnya, hiburan merupakan urusan keduniaan atau muamalah.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Penari asal Xinjiang menampilkan tarian Tabuh Rebana dan Nyanyikan Lagu dalam gelaran Republika Festival Hijriah di Gedung Convention Hall Masjid Agung Jawa Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (2/8/2023). Dalam gelaran Republika Festival Hijriah, rombongan seni muqam dari Teater Senin Xinjiang menampilkan sebanyak 11 tarian dan nyanyian dalam tur di sembilan kota di Indonesia.  Festival Hijriah  tersebut digelar oleh Republika bekerjasama dengan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Komite Tiongkok dalam rangka menyambut 1 Muharram 1445 Hijriah yang berlangsung hingga 10 Agustus mendatang di sembilan kota. Selain itu, gelaran Festival Hijriah juga menghadirkan beragam kegiatan yakni seperti tausiyah, bazar UMKM dan penampilan seni budaya Xinjiang dari komunitas lokal.
Foto:

Namun, menurut Ustadz Zuhdi, menaikkan pajak sebesar 40 persen sampai 70 persen tentu bukan solusi menutup celah-celah kemaksiatan. "Justru akan semakin menyuburkan perilaku maksiat dan kemungkaran, karena orang akan berusaha mengeluarkan berapapun untuk kesenangan yang ingin dia dapatkan," ujarnya.

Dalam hal ini, Ustadz Zuhdi mengatakan dapat menjadikan Surat Al-A'raf Ayat 14-17 sebagai pengingat (tadzkirah) bahwa setan telah memohon dispensasi (tempo) kepada Allah untuk menggoda dan menggelincirkan manusia sampai hari kiamat dari arah depan, belakang, kanan, dan kiri manusia.

Berikut percakapan Allah SWT dan Iblis yang diabadikan dalam Alquran.

Ia (Iblis) menjawab, “Berilah aku penangguhan waktu sampai hari mereka dibangkitkan.” Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi penangguhan waktu.” (QS Al-A'raf Ayat 14-15)

Ia (Iblis) menjawab, “Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian, pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” (QS Al-A'raf Ayat 16-17)

Ustadz Zuhdi menjelaskan, menurut Ibnu Abbas Radiallahu anhu, dari arah depan maksudnya akan diragukan tentang akhirat, dari arah belakang maksudnya setan akan menggemarkan manusia dalam urusan dunia, dari arah kanan maksudnya setan akan membingungkan manusia terkait urusan agama, dari arah kiri maksudnya setan akan menyiapkan bentuk-bentuk kemaksiatan menarik. Dalam riwayat lain pada Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa setan akan menghiasi dengan bentuk-bentuk kemaksiatan yang menarik.

Itulah usaha setan menggoda...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement