Di antara mereka yang datang ke kawasan itu adalah para politikus di pengasingan dan mereka yang dihukum karena kejahatan, serta pengrajin terampil, pemimpin agama, dan cendekiawan yang mewariskan pengetahuan mereka kepada generasi baru di Afrika Selatan.
Berbicara kepada Aljazirah, sejarawan Afrika Selatan, Shafiq Morten mengatakan Muslim pertama yang tercatat dalam sejarah Afrika Selatan adalah Ibrahim Batavia yang datang sebagai tawanan dan tahanan politik. Kemudian, umat Islam terus masuk, dan kebanyakan dari mereka adalah tahanan politik yang dilarang menampakkan agamanya atau mengajak orang lain kepadanya.
Dia melanjutkan umat Islam yang datang ke Afrika Selatan sebagai budak tidak hanya datang dari Indonesia, tetapi dari Afrika Utara bagian barat, Madagaskar, dan Sri Lanka. Bahkan pada akhir periode pendudukan Inggris, lebih dari 50 persen populasi Muslim adalah orang Afrika.
Morton mengatakan maraknya shalawat di kota Cape Town menjadi bukti kehadiran ulama dan dampak positifnya terhadap masyarakat Muslim dan non-Muslim. Makam mereka masih ada dan dirawat sebagai pengingat terhadap sejarah dan tonggak hidup mereka.
Mantan wali kota Cape Town dan mantan duta besar Afrika Selatan untuk Amerika Serikat Ibrahim Rasool mengatakan kelompok Muslim yang dideportasi dari Indonesia ke Cape Town kemudian mendatangi Syekh Sayed Mahmud, beserta anggota keluarga dan teman-temannya.
Mahmud, pendiri tarekat sufi, berasal dari keluarga terpandang di Indonesia sehingga tidak dipenjara, tetapi diasingkan jauh dari kota. Di mata Belanda, cukuplah mengasingkan Sayed Mahmud dari kampung halamannya agar tidak mengancam pemerintahan mereka di Indonesia.
Namun, Belanda tetap mengawasi...