Dengan ramah ayahnya menegur, "Nak, sayangnya mainanmu itu, padahal bisa dibuat sayur", Abah Guru Sekumpul langsung berhenti memainkan permainannya dan memberikan kepada ayahnya.
Masa kecil Guru sekumpul, memiliki keistimewaan yakni tak pernah mengalami mimpi basah (ihtilam). Semenjak kecil beliau dididik oleh orang tuanya, Haji Abdul Gani, ibunya adalah Hajjah Masliah, binti haji Mulya dan neneknya Salbiyah. Dedikasi dan edukasi keluarga mendorong beliau menjadi ulama termasyur di Kalimantan.
Pada waktu usia tujuh tahun, beliau menuntut ilmu di madrasah di kampung Keraton, Martapura. Semenjak usia 10 tahun, Guru Sekumpul telah dikaruniai Kassyaf Hissi yakni mampu melihat dan mendengar apa- apa yang tersembunyi atau hal – hal yang ghaib. Ketika umur 14 tahun beliau di karuniai Futuh (pencerahan spiritual) bisa membaca tafsir Alquran.