Ahad 14 Jan 2024 03:53 WIB

Mengenal Maryam, Ibu Nabi Isa Alaihissalam

Maryam melahirkan Nabi Isa Alahisslam di Bethlehem.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
 Mengenal Maryam, Ibu Nabi Isa Alaihissalam. Foto:  Ilustrasi Muslimah
Foto: Pixabay
Mengenal Maryam, Ibu Nabi Isa Alaihissalam. Foto: Ilustrasi Muslimah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam kitab Qishashul Anbiya' menjelaskan bahwa Maryam melahirkan Nabi Isa Alahisslam di Bethlehem dekat Baitul Maqdis, Yerusalem, Palestina.

Namun, Wahb bin Munabbih mengira bahwasanya Nabi Isa dilahirkan di Mesir. Sebab, Maryam dan Yusuf bin Ya'kub an Najjar pergi ke Mesir dengan menunggang keledai. Mereka tidak membawa bekal sama sekali. Riwayat tersebut tidak benar. 

Baca Juga

Sejarawan Muslim yang pertama, Muhammad bin Ishaq atau yang lebih dikenal sebagai Ibnu Ishaq berkata, "Nama lengkap Maryam adalah Maryam binti Imran bin Basyam bin Amun bin Maisya bin Hazqia bin Ahriq bin Mautsam bin Azaziya bin Amshia bin Yawisy bin Ahrihu bin Yazim bin Yahfasyath bin Eisya bin Iyan bin Raj'an bin Dawud."

Seorang ulama hadits dan sejarawan dari Syam, Abu Qasim bin Asakir berkata, "Maryam binti Imran bin Matsam bin Azar bin Yahud bin Ikhnaz bin Shaduq bin Iyazuz bin Yaqim bin Aibud bin Zaryabil bin Syaltat bin Yuhana bin Barsya bin Amun bin Maisya bin Hazqia bin Ahaz bin Mautsam bin Azriya bin Yuram bin Yusyafath bin Eisya bin Iyba bin Rahba'am bin Sulaiman bin Dawud." 

Nasab yang disebut Ibnu Asakir ini berbeda dengan yang disebut Muhammad bin Ishaq. Namun, tidak ada perbedaan pendapat bahwa Maryam berasal dari keturunan Dawud. 

Ayah Maryam, Imran adalah orang yang menjalankan sholat Bani Israil pada masanya. Ibu Maryam bernama Hanah binti Faqud bin Qabil, termasuk wanita ahli ibadah. 

Nabi Zakaria pada masa itu adalah suami dari saudara Maryam bernama Asy-ya, menurut pendapat jumhur. Pendapat lain menyebutkan bahwa Nabi Zakaria suami bibinya Maryam bernama Asy-ya. Wallahu a'lam.

Para mufassir menyebutkan, Nabi Zakaria menempatkan Maryam di sebuah tempat mulia di masjid, hanya dia saja yang memasuki tempat itu. Di sana, Maryam beribadah kepada Allah dan menjalankan kewajiban mengurus masjid ketika gilirannya tiba.

Maryam beribadah siang dan malam di sana, hingga menjadi ikon ahli ibadah di kalangan Bani Israil, kondisi-kondisi dan sifat-sifat mulianya tersebar luas, hingga setiap kali Nabi Zakaria memasuki tempat ibadahnya, ia menemukan rezeki aneh tidak pada musimnya. 

Nabi Zakaria mendapati buah-buahan musim panas saat musim dingin, dan buah-buahan musim dingin saat musim panas. Nabi Zakaria kemudian bertanya padanya, "Dari mana ini kamu peroleh?" Dia (Maryam) menjawab, "Itu dari Allah. Sesungguhnya, Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan."

Saat itulah Nabi Zakaria ingin memiliki anak kandung sendiri meski ia sudah tua. 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهٗ ۚ قَالَ رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۚ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ

Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, “Wahai Tuhanku, karuniakanlah kepadaku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.” (QS Ali ‘Imran Ayat 38)

Sebagian mufassir menyebutkan, "Nabi Zakaria berdoa, 'Wahai Dzat yang memberi Maryam buah-buahan tidak pada musimnya! Karuniakan anak padaku meski sudah tidak pada waktunya'." 

Para malaikat menyampaikan kabar gembira kepada Maryam bahwa Allah memilihnya di antara para wanita di masanya, Allah memilihnya untuk menciptakan anak dari Maryam tanpa ayah. Para malaikat menyampaikan kabar gembira kepadanya bahwa anaknya kelak akan menjadi seorang Nabi mulia.

Anak Maryam akan berbicara dengan manusia sewaktu dalam buaian, yaitu saat masih kecil, menyeru orang-orang untuk beribadah kepada Allah saja yang tidak memiliki sekutu. Dilansir dari buku Kisah Para Nabi yang ditulis Al-Hafizh Ibnu Katsir dan diterjemahkan Umar Mujtahid diterbitkan Ummul Qura. 2013.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement