Sabtu 13 Jan 2024 12:32 WIB

Teladan Dakwah Nabi Isa ke Bani Israil di Palestina

Nabi Isa pernah dianiaya oleh kaum Bani Israil.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. (ilustrasi)
Foto: EPA/Atef Safadi
Kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nabi Isa As adalah seorang nabi Allah yang dilahirkan dari Siti Maryam. Kelahiran Nabi Isa merupakan suatu mukjizat yang besar. Karena, ia dilahirkan tanpa seorang ayah dari seorang perempuan yang telah disucikan oleh Allah. 

Pada usia 30 tahun, Nabi Isa lalu diangkat menjadi seorang nabi. la kemudian diberi sebuah kitab sebagai petunjuk, yaitu kitab Injil. la kemudian menyampaikan dakwah dan risalahnya di wilayah Palestina, yaitu kepada bani Israil yang pada saat itu dikuasai oleh bangsa Romawi. 

Baca Juga

Dalam buku "Nabi Isa, Pejuang Allah yang Mengedepankan Prinsip Kasih" karya Ariany Syurfah dijelaskan, keadaan bani Israil saat itu penuh dengan ketidakadilan, pemerasan, penindasan, dan kekerasan. Yang kuat menindas yang lemah. 

Sebagai seorang nabi dan rasul, dalam dakwahnya Nabi Isa selalu berusaha untuk memperjuangkan kebenaran, persaudaraan, persamaan, dan kasih sayang. Nabi Isa lalu menyerukan dengan lantang:

“Hai bani Israil, sesungguhnya, aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberikan kabar gembira dengan datangnya seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)."

Namun, seruan Nabi Isa tersebut ditanggapi dengan sinis oleh kaumnya, Bani Israil. Mereka bahkan menganggap Nabi Isa telah menyebarkan suatu keyakinan yang bertentang dengan ajaran sebelumnya. 

Bani Israil sendiri adalah kaum yang sebelumnya berpegang kepada kitab Taurat. Namun karena keserakahan para pemimpin dan pemuka agama, mereka telah berani mengubah dan membelokkan isi Taurat. Akibatnya, ajarannya tidak lagi benar seperti sebelumnya. Kesesatan yang dialami bani Israil telah merusak kehidupan yang seharusnya sesuai dengan keinginan Allah. 

Selama ini, para pemuka agama dari Bani Israil merasa tenang sebelum kedatangan Nabi Isa. Oleh karena itu, mereka sangat marah ketika Nabi Isa menyampaikan sesuatu yang sangat berbeda dengan ajaran yang telah mereka sampaikan.

Para pemuka agama telah mengajarkan masyarakat untuk taat sepenuhnya kepada mereka walaupun tidak benar. Sekian lama mereka telah menanamkan cara pandang yang salah sehingga masyarakat menganggap semua perkataan mereka adalah kebenaran dan tidak boleh ditentang. 

Hal inilah yang dimanfaatkan oleh mereka untuk mendapatkan kekayaan sebanyak-banyaknya. Mereka takut kehilangan kekayaan mereka dengan datangnya Nabi Isa yang mengaku sebagai nabi dan rasul Allah. 

Nabi Isa telah mengajarkan untuk berbuat adil, membangun persaudaraan dan menjalin kasih sayang. Sementara itu, mereka telah membenarkan segala cara untuk mendapatkan kesenangan. Hal inilah yang membuat rakyat yang lemah semakin menderita. 

Oleh karena itulah, Nabi Isa terus berjuang untuk membela orang-orang yang lemah dan ditindas. Dalam perjuangannya, Allah kemudian menganugerahkan mukjizat kepada Nabi Isa. Mukjizat itu berupa kemampuan membuat burung dari tanah liat yang kemudian hidup, menyembuhkan orang yang terkena penyakit kusta, dan menghidupkan kembali orang yang telah mati. Mukjizat ini menjadi alat yang ampuh untuk meyakinkan orang yang sebelumnya tidak percaya kepada Nabi Isa. 

Kegigihan Nabi Isa dalam berdakwah akhirnya membuahkan hasil juga. Semakin lama, semakin banyak orang yang mengikuti ajakan Nabi Isa untuk beriman kepada Allah. Hal ini pun membuat kaisar Romawi merasa khawatir dan merasa terancam. 

Mereka takut jika pengikut Nabi Isa semakin banyak, Nabi Isa dan pengikutnya akan melakukan pemberontakan kepada kerajaan. Oleh karena itu, diputuskanlah bahwa Nabi Isa harus dihentikan. Bahkan, kaum Israil mencoba untuk menangkap Nabi Isa dan pengikutnya.

Namun, meskipun mendapat berbagai rintangan dari Bani Isrark, Nabi Isa tidak pernah lelah untuk berdakwah dan memperjuangkan agama Allah. Karena, ia adalah sosok nabi yang sangat gigih  memperjuangkan keimanan kepada Allah SWT. 

Nabi Isa pernah dianiaya oleh kaum Bani Israil dan diancam akan dibunuh serta dikhianati oleh muridnya Yahuza atau Yudas Iskariot. Namun, Allah SWT menyelamatkan Nabi Isa dari pembunuhan dengan menaikkannya ke langit sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut: 

بَلْ رَّفَعَهُ اللّٰهُ اِلَيْهِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًا

"Akan tetapi, Allah telah mengangkatnya (Isa) ke hadirat-Nya. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS An-Nisa [4]:158)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement