REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu dari lima ibadah yang wajib dilaksanakan setiap Muslim adalah sholat. Ibadah satu ini disebut sebagai tiang agama. Nabi Muhammad menyebutkan siapa yang mendirikan sholat maka sama dengan menjaga keberlangsungan agama.
Makna sholat secara umum adalah ibadah ritual yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada umat Muslim. Secara bahasa shalat berasal dari bahasa Arab yang artinya doa.
Sedangkan, menurut istilah, sholat adalah serangkaian kegiatan ibadah khusus atau tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.
Seperti firman Allah SWT di QS al-Baqarah : 238,
حَٰفِظُوا۟ عَلَى ٱلصَّلَوَٰتِ وَٱلصَّلَوٰةِ ٱلْوُسْطَىٰ وَقُومُوا۟ لِلَّهِ قَٰنِتِينَ
ḥāfiẓụ 'alaṣ-ṣalawāti waṣ-ṣalātil-wusṭā wa qụmụ lillāhi qānitīn
Allah memerintahkan umatnya untuk sholat lima waktu yang merupakan ibadah ritual umat Muslim. “Peliharalah segala salat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah (dalam salatmu) dengan khusyuk.”
Namun, tahukah Anda makna-makna lain dari sholat, selain dianggap sebagai ibadah ritual yang diwajibkan Allah SWT? Dalam bukunya Salah Paham Al-Quran, Ahmad Sarwat, Lc. MA menjabarkannya menjadi beberapa makna lain.
1. Sholat Jumat
Ternyata, Allah juga menjelaskan makna sholat selain yang lima waktu. Misalnya, seperti ayat Allah yang menyampaikan tentang sholat Jumat seperti ayat berikut ini.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا نُودِىَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوْمِ ٱلْجُمُعَةِ فَٱسْعَوْا۟ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ وَذَرُوا۟ ٱلْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
yā ayyuhallażīna āmanū iżā nụdiya liṣ-ṣalāti miy yaumil-jumu’ati fas’au ilā żikrillāhi wa żarul baī’, żālikum khairul lakum ing kuntum ta’lamụn
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan salat pada hari Jumat, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
2. Sholat jenazah
Sholat yang dijelaskan dalam Alquran juga yaitu sholat jenazah. Allah berfirman dalam surah at-Taubah: 84.
وَلَا تُصَلِّ عَلَىٰٓ أَحَدٍ مِّنْهُم مَّاتَ أَبَدًا وَلَا تَقُمْ عَلَىٰ قَبْرِهِۦٓ ۖ إِنَّهُمْ كَفَرُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَمَاتُوا۟ وَهُمْ فَٰسِقُونَ
Wa lā tuṣalli 'alā aḥadim min-hum māta abadaw wa lā taqum 'alā qabrih, innahum kafarụ billāhi wa rasụlihī wa mātụ wa hum fāsiqụn
“Dan janganlah engkau (Muhammad) melaksanakan salat untuk seseorang yang mati di antara mereka (orang-orang munafik), selama-lamanya dan janganlah engkau berdiri (mendoakan) di atas kuburnya. Sesungguhnya mereka ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik.”
Lihat halaman berikutnya >>>