Rabu 27 Dec 2023 12:21 WIB

Sunan Gunung Jati, Raja yang Suka Blusukan untuk Berdakwah

Cirebon merupakan pusat yang mengkoordinasi kegiatan dakwah tersebut.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Peziarah di makam Sunan Gunung Jati atau Syekh Syarif Hidayatullah di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Rabu (5/6).
Foto:

Sejak 1528, Sunan Gunung Jati mencurahkan perhatian dan tenaga sepenuhnya dalam bidang dakwah agama Islam. Tugas-tugas dalam bidang kenegaraaaan diserahkan kepada putranya dan kemudian menantunya.

Dalam rangka melaksanakan dakwah, Sunan Gunung Jati sering melakukan perjalanan keliling atau mengirim utusan ke daerah-daerah pedalaman. Beberapa daerah pedalaman yang pernah dikunjungi Sunan Gunung Jati adalah Luragung, Kuningan, Sindangkasih, Rajagaluh, Talaga, Ukur, Cibalagung, dan Kluntungbantar (Pagadingan, Idralaya, Batulayang, dan Timbanganten, Tasikmalaya, Sumedang, Cangkuang (Garut), Tatar Ukur (Bandung), dan Cianjur.

Seperti diketahui bahwa sejak 1470, Cirebon berkembang menjadi pusat kegiatan penyebaran dan pendidikan Islam dengan Sunan Gunung Jati sebagai pemimpin dan gurunya. Sejak ditugaskan oleh Sunan Ampel sebagai guru agama Islam di Bukit Sembung Cirebon, Sunan Gunung Jati langsung menjadi guru agama. Ia kemudian diangkat oleh masyarakat sebagai kepala daerah setempat untuk memimpin daerah tersebut.

BACA JUGA: Benarkah Sunan Ampel, Sunan Kalijaga, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati Keturunan Tionghoa?

Pada 1479, Sunan Gunung Jati atau Syekh Syarif Hidayatullah diresmikan oleh Raja Sunda yang berpusat di Pakuan Pajajaran menjadi kepala daerah Cirebon dengan pangkat Tumenggung dan gelar Susuhunan Jati. Tidak lama setelah itu, Susuhunan Jati memutuskan untuk berdiri sendiri, tidak lagi menginduk kepada Kerajaan Sunda.

Selanjutnya, Sunan Gunung Jati diberi kekuasaan oleh para wali menjadi penata agama Islam atas wilayah seluruh Tanah Sunda dengan berkedudukan di Cirebon. Kedudukan Susuhunan Jati di Cirebon menjadi raja-pendeta.

Sejak 1528, Susuhunan Jati berkeliling ke pelosok-pelosok Tanah Sunda untuk menyebarkan agama Islam ke segenap lapisan masyarakat. Kedudukannya sebagai penguasa diwakilkan kepada putranya yang bernama Pangeran Pasarean.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement