Saat diminta doa turunkan laknat
Dalam riwayat hadits shahih lainnya diceritakan, Imam Muslim meriwayatkan:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللهِ ادْعُ عَلَى الْمُشْرِكِينَ قَالَ إِنِّي لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا وَإِنَّمَا بُعِثْتُ رَحْمَةً
"An Abi Hurairah, qala: qila ya Rasulallah, ud'y alal-musyrikin, qala inni lam ab'as la-'anan wa innama buistu rahmatan."
Yang artinya, "Diriwayatkan dari Abi Hurairah RA dimintakan kepada Rasulullah saw untuk melaknat orang-orang musyrik, maka Nabi menjawab, “Sesungguhnya aku diutus bukan untuk menjadi pelaknat, tetapi aku diutus untuk menjadi rahmat."
Imam Nawawi dalam kitab Syarh Shahih menjelaskan perkara hadits tersebut. Diceritakan bahwa suatu ketika ada sahabat yang datang kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengadukan perihal perilaku kaum musyrikin yang mengganggu umat muslim. Sahabat tersebut meminta Nabi untuk mendoakan agar diturunkan laknat kepada kaum musyrikin mengingat doa Rasul adalah doa yang paling mustajab.
Namun keinginan sahabat ini ditolak Rasulullah. Beliau tidak berkenan untuk memintakan laknat kepada Allah untuk kaum musyrikin. Sebaliknya, Nabi Muhammad justru menegaskan bahwa beliau diutus sebagai Nabi bukan untuk menjadi penyebar laknat, tapi untuk penyebar rahmat.