Jumat 22 Dec 2023 18:36 WIB

Ada Sosok Ibu di Balik Ketokohan Ulama Besar Pencetus Mazhab Imam Malik, Ini Kisahnya

Islam memberikan kedudukan yang mulia untuk ibu.

Rep: Umar Mukhtar / Red: Nashih Nashrullah
Iilustrasi belajar ilmu agama. Islam memberikan kedudukan yang mulia untuk ibu
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Iilustrasi belajar ilmu agama. Islam memberikan kedudukan yang mulia untuk ibu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jasa ibu begitu besar bagi kehidupan ulama besar Imam Malik bin Anas. Ada kisah tersendiri tentang Imam Malik, khususnya di masa kecil, dan ibunya, yang telah berjasa menjadikannya sosok ulama besar. 

Di masa kecil, Imam Malik tertarik menjadi penyanyi. Karena dengan menjadi penyanyi itulah, dia bisa meraup banyak uang sehingga membuatnya kaya. Imam Malik pun pernah berkata: 

Baca Juga

" نشأت وأنا غلام فأعجبني الأخذ من المغنين، فقالت أمي: يا بني إن المغنى إذا كان قبيح الوجه، لم يُلتفت إلى غنائه، فدع الغناء واطلب الفقه، فتركت المغنين وتبعت الفقهاء فبلغ الله بي ما ترى" 

"Aku tumbuh sebagai anak laki-laki, dan aku suka terinspirasi dari para penyanyi. Kemudian ibuku berkata, 'Anakku, seorang penyanyi itu, kalau wajahnya jelek, nyanyiannya tidak akan diperhatikan. Jadi, tinggalkanlah itu dan dalamilah ilmu fiqih.' Maka aku tinggalkan para penyanyi itu, dan aku mengikuti para ahli fiqih ..." (Al-Talqiin fii Al-Fiqhi Al-Maliki karya Abdul Wahab bin Ali al-Baghdadi).

Ibu Imam Malik bernama Aaliyah binti Shurayk Al Azdiyya. Ibunda Imam Malik terus mendorong anaknya agar belajar dengan giat dan menghadiri banyak majelis, terutama Imam Rabiah di Madinah. Imam Rabah adalah pemilik majelis ilmu terbesar di Madinah, dan Imam Malik banyak belajar dan mendapat manfaat darinya.

Suatu kali, Ibnu Abi Uwais mendengar Imam Malik bercerita tentang kebaikan ibunya. Imam Malik berkata: 

 كانت أمي تلبسني الثياب، وتعممني وأنا صبي، وتوجهني إلى ربيعة بن أبي عبدالرحمن، وتقول: يابني، ائت مجلس ربيعة، فتعلم من سمته وأدبه قبل أن تتعلم من حديثه وفقهه،

"Ibuku biasa mengenakanku pakaian dan mengajariku ketika diriku masih kecil. Ia mengarahkanku untuk belajar di Majelis Rabi'ah bin Abi Abdurrahman dan berkata, 'Putraku, datanglah ke majelis Rabi'ah, belajarlah adab darinya sebelum mempelajari hadits dan fikih darinya'". (Min Rowaa'i Washooya Al Aabaa lil Abnaa karya Wael Hafez Khalaf). 

Imam Malik juga berkata mengenai jasa besar ibunya:

 "فألبستني ثيابا مشمرة، ووضعت الطويلة على رأسي – أي القلنسوة الطويلة – وعممتني فوقها، ثم قالت: اذهب فاكتب الآن"

"Dia (ibunya) memakaikanku pakaian berkerah, dan meletakkan topi panjang di kepalaku. Lalu dia berkata, 'Berangkat dan tulislah sekarang.'" (Al-Diibaj Al-Madzhab fii Ma'rifah A'yaan Ulama al-Madzhab al-Maaliki, karya Ibnu Farhoun al-Maliki).

Imam Malik bin Anas adalah seorang ahli fiqih dan ulama hadis yang mencapai kemasyhuran dan punya reputasi yang besar. Beliau terkenal karena ilmunya yang melimpah dan kuatnya hafalan haditsnya. Namanya masih bersinar di kalangan tokoh fiqih. 

Baca juga: Israel Kubur Warga Hidup-Hidup, Alquran Ungkap Perilaku Yahudi kepada Nabi Mereka

Imam Malik adalah imam kedua dari empat imam, dan milik Mazhab Maliki dalam hukum Islam. Imam Malik juga merupakan penulis buku terkenal berjudul Al Muwatta. Buku ini dianggap sebagai salah satu buku paling terkenal dalam hukum Islam dan paling berpengaruh dan bermanfaat. 

Imam Syafii pernah berkata tentang kitab al-Muwatta, "Tidak ada kitab setelah Kitab Allah yang lebih benar daripada Muwatta' Malik." Imam Syafi'i juga pernah bicara tentang Imam Malik, dengan mengatakan, "Jika ulama disebutkan, maka Malik adalah bintangnya."

 

Sumber: masrawy   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement