REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Sekelompok pasukan Yahudi pernah dibuat kalang kabut oleh seorang wanita. Ini terjadi pada pada masa nabi Muhammad SAW. Misi pengintaian yang dilakukan kelompok intelijen Yahudi gagal total. Bahkan satu orang intelijen Yahudi tewas mengenaskan.
Ialah Shafiyah binti Abdul Muthalib yang menjadi penyebab kegagalan intelijen Yahudi dalam menjalankan misinya. Shafiyah adalah putri dari Abdul Muthalib bin Hasyim. Ibunya adalah Halah binti Wahab atau saudari kandung Aminah binti Wahab. Oleh karena itu Shafiyah binti Abdul Muthalib adalah bibi baginda nabi Muhammad SAW. Ketika perang Khandaq meletus, Shafiyah binti Abdul Muthalib berperan besar dalam menyelamatkan umat Muslim terutama golongan wanita dan anak-anak.
Saat perang Khandaq terjadi, Nabi Muhammad SAW menempatkan kaum wanita dan anak-anak di sebuah benteng milik keluarga Hasan bin Tsabit. Sedangkan semua laki-laki turun ke medan perang di pinggiran parit (Khandaq), terkecuali Hasan bin Tsabit yang mendapat tugas menjaga benteng membersamai kaum wanita dan anak-anak.
Saat malam gelap, sekelompok pasukan senyap Yahudi melancarkan misinya menuju benteng tempat berkumpulnya para wanita Muslim dan anak-anak. Di tugaskanlah seorang diantara mereka yang memiliki keahlian intelijen untuk melakukan pengintaian, masuk ke dalam benteng, memastikan apakah benteng itu dapat dimasuki dengan aman dan tidak dijaga oleh pasukan Muslim yang kuat. Sementara pasukan senyap Yahudi yang lainnya mengambil posisi di luar benteng. Sehingga bila situasinya telah dipastikan memungkinkan untuk menyerang, pasukan senyap Yahudi itu bisa dengan mudah memasukinya dan menawan para perempuan dan anak-anak.
Tapi misi intelijen Yahudi gagal total. Shafiyah binti Abdul Muthalib yang juga berada di benteng melihat bayangan intelijen Yahudi itu yang berupaya mengendap-endap masuk ke benteng dan memata-matai. Shafiyah pun memberitahu Hasan bin Tsabit akan kedatangan intelijen Yahudi itu.
Dan dengan penuh berani, Shafiyah pun langsung mengambil posisi terbaik dan mempersiapkan diri untuk menghabisi intelijen Yahudi itu ketika masuk ke dalam benteng. Benar saja, Intelijen Yahudi itu masuk ke dalam benteng. Shafiyah pun langsung memukulnya bertubi-tubi dengan tongkat besinya hingga intelijen Yahudi itu jatuh tersungkur. Ia pun mengambil belati dan membunuh intelijen Yahudi itu.
“Setelah si Yahudi dipastikan mati, Shafiyah binti Abdul Muthalib kemudian mengambil belati yang ada di sakunya, dan memutus kepada si Yahudi. Dari atas benteng, Shafiyah melemparkan kepala Yahudi itu kepada beberapa orang Yahudi yang telah menunggu di luar benteng yang siap menjelang muslimat. Melihat kepala temannya yang bersimbah darah, mereka kaget bukan main. Mereka balik arah, lari terbirit-birit,” (Lihat buku Dan ‘Arsy pun Berguncang karya Ahmad Husain Fahasbu, penerbit Diva Press Group pada 2022 halaman 25).
Yusuf Qardhawi dalam bukunya yang diterjemahkan Irfan Maulana Hakim dan Arif Munandar dalam buku berjudul Fikih Jihad: Sebuah Karya Monumental Tentang Jihad Menurut Al Quran dan Sunnah menjelaskan bahwa aksi Shafiyah memukul bertubi-tubi intelijen Yahudi lalu menggorok dan memutuskan kepalanya itu membuat Hasan bin Tsabit sampai ketakutan hingga menjauh.
Setelah itu, Shafiyah mendesak Hasan bin Tsabit agar melemparkan kepala intelijen Yahudi itu keluar.
“Bibi Rasulullah mendekati Yahudi itu. Tanpa banyak kesulitan ia dapat membunuh dan memenggal kepalanya. Setelah itu ia menyuruh Hasan mengambil kepalanya dan melemparkannya ke teman-temannya. Hasan menurut. Ketika orang Yahudi melihat teman mereka yang mengintai itu telah tewas, mereka takut dan berkata satu sama lain: ‘kita salah jika mengira Muhammad meninggalkan keluarganya sendirian tanpa pengawal,” (Lihat Saat Berkesan Bersama Rasulullah karya Abdul Aziz Asy Syinnawi, penerbit Gema Insani pada 2005 halaman 52).
Shafiyah yang seorang perempuan berhasil membikin ciut nyali musuh. Ialah sejatinya di antara wanita Muslim yang paling pemberani dalam sejarah. Shafiyah binti Abdul Muthalib wafat ketika Umar bin Khattab menjabat sebagai khalifah. Tepatnya pada tahun 20 hijriah. Kuburannya ada di Baqi' Madinah.