REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Banyak istilah-istilah yang digunakan untuk mereduksi makna Islam yang utuh belakangan ini. Seperti Islam politik, Islam radikal, Islam kanan, dan Islam kiri? Bagaimana sebenarnya?
Bagi Syekh Al Qardhawi, istilah-istilah itu, termasuk juga Islam politik tadi, sangat bertolak menurut pandangan Islam. ''Di dunia ini, hanya ada satu Islam, yang tidak bersekutu dan tidak mengakui yang lain,'' katanya. Inilah Islam yang sebenarnya, yang menurut Syekh Al Qardhawi, tidak mungkin tidak politis. ''Islam adalah politik, dan Anda tidak akan dapat melucuti Islam dari poltik,'' seru ulama Al Azhar itu dalam buku Fatwa-Fatwa Kontemporer.
Dari penjelasannya, ketua Persatuan Ulama Internasional itu ingin menyatakan bahwa Islam memiliki sikap yang jelas dan hukum yang terang benderang mengenai beragam masalah yang dianggap sebagai pilar politik.
Dengan kata lain, Islam bukan melulu mengurusi akidah teologis atau syiar ibadah. Lebih dari itu, Islam merupakan tatanan yang sempurna bagi kehidupan, lengkap dengan pengaturan tata kemasyarakatan dan negara.
Karenanya, Islam memiliki kaidah-kaidah, koridor hukum dan seperangkat aturan dalam politik pendidikan, politik informasi, politik perundangan, politik hukum, politik peperangan dan sebagainya. Maka, sangat tidak bisa diterima jika Islam lantas dianggap nihil dan pasif, bahkan menjadi pelayan bagi ideologi lain.
Aspek kepribadian Muslim juga erat kaitannya dengan muatan politik. Di sini, akidah, syariat, ibadah dan pendidikan memegang peran kunci dalam proses pembentukan watak seorang Muslim. Kecuali jika pemahamannya yang buruk terhadap Islam atau penerapannya yang keliru.
Pun ketika melaksanakan ritual ibadah, sholat misalnya, secara sadar atau tidak sadar, umat telah menyelami lautan politik. Dicontohkan Syekh Al Qardhawi, banyaknya ayat Alquran yang berhubungan dengan masalah politik.
Baca juga: Kalimat yang Diulang 31 Kali dalam Surat Ar-Rahman, Ini Deretan Rahasianya
Jangan lupakan pula, Nabi SAW adalah politisi ulung. Begitu pula para khalifah sepeninggal beliau merupakan politikus-politikus yang mengikuti manhaj serta sunah Rasul. ''Mereka memimpin umat dengan adil dan ihsan, serta membimbing mereka dengan ilmu dan iman,'' tutut Syekh Al Qardhawi menegaskan.