Ahad 10 Dec 2023 06:38 WIB

Karen Amstrong Kisahkan Aksi Salahuddin Al-Ayyubi Kala Rebut Yerusalem dari Tentara Salib

Salahuddin Al-Ayyubi berhasil taklukkan Yerusalem dengan akhlak Islam

Suasana perang salib memperebutkan Yerusalem (ilustrasi). Salahuddin Al-Ayyubi berhasil taklukkan Yerusalem dengan akhlak Islam
Foto:

Pengepungan yang dilakukan pasukan Muslim pun kemudian berlubang. Namun kemudian Salahuddin segera memerintahkan pasukannya untuk kembali menutup lubang tersebut. Dan pasukan Muslim kemudian membentuk sebuah pengepungan yang begitu rapat.

Pertempuran pun akhirnya dimenangkan pasukan Salahuddin.''Ayahku turun dari pelana kuda kemudian bersujud di atas tanah. Ia bersyukur kepada Allah dengan tangis bahagia,'' demikian pernyataan Afdhal, anak Salahuddin, yang menyertainya dalam pertempuran tersebut.

Kemenangan ini telah membuat pasukan Salib hancur. Dan tak lama kemudian Salahuddin mampu mengambil kembali Yerusalem ke pangkuan umat Islam. Sesaat sebelum memasuki Yerusalem, ia mengatakan kepada pasukannya akan makna penting Yerusalem bagi Islam.

Kaum Muslim yang paling awal, pernah menjalankan shalat menghadap Yerusalem. Kemudian Salahuddin dan pasukannya memasuki Yerusalem tanpa perlawanan berarti. Ini terjadi pada 2 Oktober 1178 M dan sejak saat itu Yerusalem menjadi kota Muslim hingga 800 tahun lamanya.

Saat itu Salahuddin meminta pemimpin Salib dan orang-orang Kristen waktu itu untuk meninggalkan Yerusalem secara damai. Tak akan ada pertempuran, kata Salahuddin, bila tak ada perlawanan yang dilakukan terhadap pasukan Muslim. Tak ada penjarahan harta milik orang Kristen.

Dalam peristiwa itu, tak ada satu pun orang Kristen yang dibunuh. Tak ada pembantaian yang pernah dilakukan pasukan Salib kepada umat Islam seperti sebelumnya terjadi. Tak ada genangan darah yang membasahi tanah Yerusalem.

Mengutip Islamonline, setahun setelah keberhasilan Salahuddin bersama pasukannya menguasai Yerusalem, yaitu pada 584 H mereka juga kembali mencapai kemenangan gemilang dengan merebut kembali sejumlah kota dari pasukan Salib. Di antaranya adalah Gebla, Al-Lazikiyah, dan Sayhun.

Salahuddin selama hidupnya dikenal sebagai orang yang saleh. Dalam peperangan, ia pun dengan konsisten berupaya untuk tetap berjalan dalam tuntutan Alquran dan Sunnah. Tak heran bila tak ada pembantaian dan penjarahan setalah kemenangan ada di tangan.

Salahuddin juga memiliki kedekatan dengan rakyatnya. Ia tak membuat jarak dan menonjolkan statusnya ketika berhadapan dengan rakyat jelata. Ia juga memiliki semangat tinggi dalam mencapai tujuan, terutama dalam membebaskan tanah-tanah Muslim dari tangan pasukan Salib.

Baca juga: Dua Surat Alquran Dibuka dengan Kata Tabarak, Ini Rahasianya yang Agung

Sejumlah penasihat Salahuddin suatu saat pernah memberikan masukan kepadanya agar rehat sejenak saat Ramadhan. Namun Salahuddin dengan tegas menolak usulan itu. ''Kehidupan manusia sangat pendek dan kematian tak pernah memberikan kesempatan kepada kita untuk memilih,'' katanya.

 

Salahuddin menambahkan, tak ingin membiarkan mereka (salib) menduduki tanah-tanah Muslim meski hanya sehari. Ia menyatakan pula bahwa Ramadhan menjadi sebuah kesempatan baginya dan pasukan Muslim untuk merebut kembali tanah-tanah Muslim yang telah diduduki pasukan Musuh. ''Ramadhan tak menjadi sebuah penghalang untuk berjuang membebaskan tanah-tanah Muslim itu,'' katanya.  

photo
Sejarah Perlawanan Palestina - (Republika)

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement