Sabtu 09 Dec 2023 10:12 WIB

Makna Al Masih untuk Dajjal dan Nabi Isa

Makna al-Masih dapat berubah sesuai konteksnya.

Ilustrasi kiamat
Foto:

عَنْ أَبِى بَكْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَدْخُلُ الْمَدِينَةَ رُعْبُ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ، لَهَا يَوْمَئِذٍ سَبْعَةُ أَبْوَابٍ، عَلَى كُلِّ بَابٍ مَلَكَانِ [رواه البخاري].

Dari Abu Bakrah r.a. (diriwayatkan) dari Nabi saw bersabda: Kejahatan al-Masih ad-Dajjal tidak dapat masuk kota Madinah, pada waktu itu ada tujuh pintu masing-masing dijaga oleh dua malaikat [H.R. al-Bukhari].

Dari ketiga hadis tersebut dan beberapa hadis yang semakna menunjukkan bahwa kata al-Masih yang dikaitakan dengan kata Dajjal mengandung makna negatif (pendusta, huru hara akhir zaman atau keburukan lainnya dari fitnah Dajjal). Oleh karenanya umat Islam dianjurkan berdoa memohon perlindungan diri kepada Allah swt dari bahaya Dajjal dan peristiwa buruk di akhir zaman.

Adapun kata al-Masih yang dikaitkan pada Isa disebut dalam al-Qur’an sebanyak delapan kali, yakni pada surah Ali-Imran (3) ayat 45, an-Nisa (4) ayat 157, 171-172, al-Maidah (5) ayat 17, 72, 75 dan at-Taubah (9) ayat 30. Sedangkan kata al-Masih Isa yang disebut dalam hadis Nabi saw ada sekitar 36 hadis. Di antara beberapa dalil yang menjelaskan sebutan al-Masih untuk Isa adalah,

إِذْ قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِنْهُ اسْمُهُ الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَجِيهًا فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ [آل عمران (3): 45].

Ingatlah ketika para Malaikat berkata: Wahai Maryam sesungguhnya Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu tentang sebuah kalimat (firman) dari-Nya (yaitu seorang putra) namanya al-Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan kepada Allah [Q.S. Ali ‘Imran (3): 45).

وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا. بَلْ رَفَعَهُ اللهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللهُ عَزِيزًا حَكِيمًا [النسآء (4): 157-158].

(Kami hukum juga) karena ucapan mereka sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih Isa putra Maryam utusan Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) Isa selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh itu) melainkan mengikuti persangkaan belaka jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya. Tetapi Allah telah mengangkat Isa ke hadirat-Nya, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana [Q.S. an-Nisa (4): 157-158].

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ أَنْ يَنْزِلَ حَكَماً قِسْطاً وَإِمَاماً عَدْلاً فَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ وَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ وَتَكُونَ الدَّعْوَةُ وَاحِدَةً. فَأَقْرِئُوهُ أَوْ أَقْرِئْهُ السَّلاَمَ مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَأُحَدِّثُهُ فَيُصَدِّقُنِى فَلَمَّا حَضَرَتْهُ الْوَفَاةُ قَالَ أَقْرِئُوهُ مِنِّى السَّلاَمَ. [رواه أحمد].

Dari Abu Hurairah (diriwayatkan) ia berkata, Rasulullah saw bersabda: Hampir saja Isa putra Maryam turun sebagai seorang hakim dan imam yang adil, ia akan membunuh babi dan menghancurkan salib, dan hanya akan ada satu dakwah (Islam), maka hendaknya kalian sampaikan kepadanya, atau sampaikanlah salam dari Rasulullah saw. Aku menceritakannya dan ia membenarkanku, ketika datang masa ajalnya Abu Hurairah berkata: Sampaikanlah salam dariku kepadanya [H.R. Ahmad].

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa kata al-Masih memiliki makna yang berbeda ketika disandarkan kepada kalimat lainnya. Jadi, kata al-Masih yang disandarkan kepada Isa atau al-Masih Isa mengandung makna positif yakni jujur, nama gelar dan penghormatan seperti sultan, raja, raden, kanjeng atau lainnya. Sedangkan kata al-Masih yang disandarkan kepada Dajjal atau al-Masih ad-Dajjal mengandung makna negatif yakni pendusta dan bahaya huru hara akhir zaman.

Demikian jawaban ini, semoga dapat dipahami dan mencerahkan.

Wallahu a‘lam bish-shawab.

Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sumber: Majalah SM No 6 Tahun 2021

sumber : https://suaramuhammadiyah.id/read/makna-al-masih-dajjal-dan-isa-as
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement