Senin 04 Dec 2023 18:16 WIB

Kunci Kemenangan Pasukan Islam Hadapi Tentara Salib yang Diakui Sarjana Barat

Jihad melawan hawa nafsu kunci keberhasilan perang lawan Tentara Salib

Lukisan para pasukan Salib yang berangkat dari sejumlah negara di Eropa .
Foto:

Sebagai Muslim yang taat, Nuruddin memandang jihad sebagai sesuatu yang penting. Ia menyadari, jihad tidak akan berhasil tanpa didukung masyarakat yang baik agamanya serta para pemimpin yang mau bersatu dan bersungguh-sungguh dalam jihad.

Maka ia pun membangun hubungan sangat baik dengan para ulama dan para zahid, membangun banyak madrasah dan zawiyah serta bersama-sama dengan para ulama menyebarkan nilai-nilai Islam di tengah masyarakat.

Bagi Nuruddin, doa-doa para ahli ibadah di malam hari lebih penting dan lebih efektif dalam menjamin keme nang an dibandingkan panah-panah tentaranya.

Upaya memperbaiki keadaan in ternal umat Islam dilakukan melalui jihad al-nafs, yang tidak kalah pentingnya dibandingkan upaya mempertahankan dan membebaskan wilayah Muslim dengan jihad. Bahkan, yang pertama ini lebih penting karena dengan inilah perkara yang berikutnya dapat berjalan dengan baik.

Perjuangan Nuruddin diteruskan oleh Shalahuddin al-Ayyubi. Di kemudian hari, Shalahuddin bukan hanya berhasil, tetapi jihad yang ia lakukan juga mampu menampakkan belas kasih yang bukan hanya dirasakan kaum Muslimin, melainkan juga diakui oleh musuh-musuhnya dari pihak Tentara Salib.

Baca juga: Penjelasan Alquran Mengapa Bangsa Yahudi Kerap Membuat Kekacauan

Saat berhasil merebut kembali Kota Yerusalem, Shalahuddin sama sekali tidak melakukan pembalasan kepada orang-orang Frank di kota itu.

Mereka boleh pergi dengan selamat dengan membayar sedikit uang tebusan. Karena itu, Stanley Lane-Poole mengatakan di dalam bukunya, Saladin and the Fall of the Kingdom of Jerusalem, “Sekiranya pengambilalihan Yerusalem merupakan satu-satunya fakta yang diketahui tentang Shalahuddin, maka itu sudah cukup untuk membuktikan dirinya sebagai penakluk yang paling kesatria dan paling berjiwa besar pada eranya, dan barangkali pada era lainnya.” 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement