Jumat 01 Dec 2023 18:34 WIB

Hindari Sebisa Mungkin Berobat dengan yang Haram, Ini Dampaknya Menurut Ibnu Al Qayyim 

Islam menekankan pentingnya berobat untuk ikhtiarkan kesembuhan.

Rep: Umar Mukhtar / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrai berobat. Islam menekankan pentingnya berobat untuk ikhtiarkan kesembuhan
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Ilustrai berobat. Islam menekankan pentingnya berobat untuk ikhtiarkan kesembuhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Islam memberikan tuntunan tentang bagaimana menyembuhkan penyakit. Islam mengajarkan bahwa setiap penyakit itu ada obatnya.

Umumnya, agama dan kepercayaan yang ada juga memasukkan dalam ajarannya kesembuhan dari penyakit yang bersifat kejiwaan maupun ragawi. 

Baca Juga

Tidak mengherankan bila banyak di antara para nabi semasa hidupnya juga merangkap menjadi penyembuh.

Obat merupakan alat utama dalam penyembuhan saat ini. Perihal pentingnya penyembuhan dengan obat juga sangat disarankan Rasulullah SAW, seperti dinyatakan dalam sabdanya yang diriwayatkan Ummu Syuraik RA: 

أتيت رسول الله صلى الله عليه وسلم وأصحابه كأنما على رؤوسهم الطير، فسلمت، ثم قعدت، فجاء الأعراب من هاهنا وهاهنا، فقالوا: يا رسول الله صلى الله عليه وسلم: أنتداوى؟ فقال: تداووا، فإن الله عز وجل لم يضع داء إلا وضع له دواء، غير داء واحد الهرم

“Aku (Usamah bin Syarik) menghadap Rasulullah. Di tempat itu aku menjumpai para sahabat (sedang duduk dengan khusyuk) seakan burung sedang hinggap di kepala mereka. Usai mengucapkan salam, aku duduk. Beberapa orang Arab pedalaman lalu datang dari berbagai arah. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita harus berobat?” Beliau menjawab, “Berobatlah! Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan pula penyembuhnya, kecuali satu penyakit, yaitu usia tua.” (Riwayat Abu Dawud, at-Tirmiziy, Ibnu Majah, dan an-Nasa’iy dari Usamah bin Syarik).   

Lantas bagaimana dengan berobat dengan obat yang mengandung unsur haram secara umum?  Diriwayatkan dari Ummu Darda', dari Abu Darda', bahwa Rasulullah SAW bersabda:

إن الله تعالى أَنْزَلَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ وَجَعَلَ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءً فتداووا ولا تداووا بالحرام

"Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit sekaligus obatnya dan menjadikan setiap penyakit memiliki obat. Karena itu, berobatlah, dan jangan berobat dengan sesuatu yang haram." (HR Abu Dawud dan Thabrani).

Baca juga: Mengapa Allah SWT Mengutuk Kaum Yahudi Menjadi Kera? Ini Tafsir Surat Al-Baqarah 65

Dalam riwayat Abu Hurairah, dia berkata, "Rasulullah melarang berobat dengan obat yang buruk." Abu Isa berkata, "Maksud obat yang buruk ini adalah racun." (HR Ahmad dan Abu Dawud dan Tirmidzi).

Dikutip dari Sains dalam Al-Qur'an: Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah, karya Dr Nadiah Thayyarah terbitan Zaman, hadits-hadis tersebut menegaskan larangan berobat dengan sesuatu yang haram.

Larangan Rasulullah SAW yang bersifat mutlak itu mendorong adanya kesepakatan para ulama mujtahid untuk menyimpulkan keharaman obat tersebut, kecuali dalam kondisi-kondisi yang ditentukan kedaruratannya menurut syariat. 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement