REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam mengajarkan beberapa tuntunan yang dianjurkan bagi para orang tua ketika anak mereka baru lahir. Salah satunya ialah anjuran menggosok langit-langit bagian dalam mulut bayi yang baru lahir.
Menggosok langit-langit, maksudnya adalah mengunyah kurma, lalu menaruh sebagian kurma yang telah dikunyah itu di atas jari. Kemudian memasukkannya ke dalam mulut bayi. Jari yang di atasnya terdapat kunyahan kurma itu digerak-gerakkan ke kanan-kiri dengan gerakan lembut hingga merata di sekeliling langit-langit bagian dalam mulut si anak.
Sunnah ini populer dengan sebutan tahnik. Jika kurma sulit didapat, maka penggosokan itu dapat dilakukan dengan bahan yang manis lainnya. Misalnya sari pati gula yang dicampur dengan air bunga, sebagai bentuk pelaksanaan sunnah Nabi SAW.
Abdullah Nashih Ulwan dalam Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam menjelaskan, hikmah yang terkandung adalah untuk menguatkan syaraf-syaraf mulut sehingga bayi itu siap menyusui secara kuat dan alami.
Penggosokan ini lebih utama dilakukan oleh seseorang yang memiliki ketakwaan dan shaleh sebagai bentuk penghormatan. Dengan harapan, anak tersebut kelak menjadi orang yang shaleh dan takwa juga.
Namun hal ini tidak berarti harus dilakukan oleh orang lain. Dengan demikian, orang tuanya pun boleh melakukannya sendiri.
Sunnah tahnik tersebut didasarkan pada hadits yang diriwayatkan dari Abu Musa Al Asy'ari RA, yang berkata:
وُلِدَ لِي غُلاَمٌ، فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمَّاهُ إِبْرَاهِيمَ، فَحَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ، وَدَعَا لَهُ بِالْبَرَكَةِ، وَدَفَعَهُ إِلَيَّ
"Aku dikaruniai seorang anak. Kemudian aku membawanya kepada Nabi SAW, lalu beliau menamakannya Ibrahim, menggosok-gosok langit-langit mulutnya dengan sebuah kurma dan mendoakannya dengan keberkahan. Setelah itu, beliau menyerahkannya kembali kepadaku." (HR. Bukhari dan Muslim)