REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam kitab-kitab suci terdahulu, tercantum kabar gembira tentang kedatangan Nabi Muhammad SAW. Kabar tersebut juga diabadikan di dalam kitab Taurat yang diakui kebenarannya oleh kaum Yahudi.
Ibnu Katsir dalam Sirahnya mengatakan, dalam kitab Taurat—yang diakui kebenarannya oleh kaum Yahudi sekarang—yakni pada Kitab Perjanjian Pertama, disebutkan bahwa Allah menampakkan diri-Nya kepada Ibrahim. Kemudian Allah berfirman, “Bangkitlah dan berjalanlah di muka bumi, ke seluruh penjurunya, yang melintang dan membujur untuk kehormatan anakmu.”
Sudah dimaklumi bahwasannya tidak ada yang berhasil memiliki (menguasai) bumi bagian barat dan timur selain Nabi Muhammad. Hal ini sebagaimana dapat dilihat dalam hadits shahih, Rasulullah SAW bersabda, “Innallaha zawaaliyal ardha fara-aitu masyaariqaha wa maagharibaha wa sayablughu mulku ummati maa zuwiya liy minha.”
Yang artinya, “Allah telah menggulung bumi untukku sehingga aku dapat melihat bagian timur dan baratnya. Sungguh, kekuasaan umatku akan mencapai seluruh bagian bumi yang digulung tersebut.”
Dalam kitab Taurat juga disebutkan bahwa Allah berfirman kepada Nabi Ibrahim, “Adapun Ishaq, akan muncul keturunanmu dari dirinya. Sementara itu, Aku memberikan berkah kepada Ismail. Aku memperbanyak keturunannya dan Aku memberinya keagungan. Anak keturunannya Aku jadikan seperti bintang-bintang di langit …” sampai kepada firman-Nya, “… lalu Kami memuliakan dirinya dengan kemunculan Maadz, Maadz.” Yakni, Muhammad.
Diriwayatkan juga bahwa nama beliau adalah Ahmad. Disebutkan, “kemudian, Aku menjadikannya orang yang mulia dan sangat mulia.” (Disebut jaddan jaddan artinya mulia dan sangat mulia).
Masih dalam kitab Taurat, disebutkan juga, “Sesungguhnya Allah berjanji kepada Ibrahim bahwasannya Ismail akan menjadi orang yang memiliki kekuasaan atas seluruh ummat. Setiap ummat manusia akan berada di bawah kekuasaannya, dan ia akan menetap di setiap negeri saudara-saudaranya.”
Ahlul Kitab dan yang lainnya mengetahui bahwa Ismail tidak pernah masuk ke negeri Syam. Ia juga tidak pernah menetap di negeri-negeri saudaranya. Semua itu hanya dilakukan oleh keturunannya, yakni Nabi Muhammad SAW.
Tidak ada seorang pun pula dari kalangan Arab yang menguasai Syam dan Mesir sebelum ummat Nabi Muhammad. Penaklukan kedua negeri tersebut terjadi pada masa kekhalifahan Sayyidina Abu bakar dan Sayyidina Umar.
Pada kitab keempat Taurat yang ada di tangan mereka sekarang disebutkan, “Seorang Nabi yang akan Aku lahirkan dari kerabat saudara mereka. Sepertimu, hai Musa, Aku akan jadikan firman-Ku pada lisannya.”
Sudah dimaklumi bahwa kaum Yahudi pasti mengetahui mengenai kabar ini. Demikian pula, diketahui oleh setiap orang bahwasannya Allah tidak pernah mengutus seorang pun dari keturunan Nabi Ismail sebagai Nabi selain Nabi Muhammad SAW. Bahkan di antara Nabi-Nabi Bani Israil, tidak ada yang menyerupai Nabi Musa selain Nabi Isa.
Sedangkan, kaum Yahudi tidak mengakui kenabian Nabi Isa. Di sisi lain, Nabi isa juga bukan berasal dari anak saudara mereka, sebab nasabnya bersambung dari pihak ibunya. Maka dari itu, pasti yang dimaksud keturunan Nabi Ismail adalah Nabi Muhammad SAW.