REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendakwah Mesir Muhammad Ali menjelaskan soal apakah seorang suami boleh tidur dalam keadaan junub setelah ibadah di ranjang bersama istri. Lantas seperti apa hukumnya dalam Islam?
Ali menjelaskan, setelah beribadah dengan istri di ranjang, maka seorang suami boleh tidur sekalipun belum mandi junub. Ini artinya suami masih dalam keadaan junub.
"Tidak ada salahnya suami istri berjima' (berhubungan badan) di malam hari, lalu tidur dalam keadaan belum mandi junub. Tetapi setelah itu, menjelang sholat Subuh, dia bangun untuk mandi junub, kemudian sholat Subuh," kata dia, sebagaimana dilansir Masrawy.
Seperti diketahui, sunnah sebelum tidur adalah melakukan wudhu. Namun, bagaimana jika kondisinya masih dalam keadaan junub, bolehkah?
Ali menyampaikan wudhu sebelum tidur yang dilakukan oleh orang yang ada dalam keadaan junub hukumnya adalah sunnah. Adapun sunnah wudhu sebelum tidur sekalipun dalam keadaan junub atau belum mandi wajib, didasarkan pada hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Umar RA, sebagai berikut:
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ قَالَ حَدَّثَنَا جُوَيْرِيَةُ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ اسْتَفْتَى عُمَرُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَنَامُ أَحَدُنَا وَهُوَ جُنُبٌ قَالَ نَعَمْ إِذَا تَوَضَّأَ
Abdullah bin Umar RA bertanya kepada Nabi SAW, "Apakah salah seorang dari kami boleh tidur saat junub?" Beliau menjawab, "Ya. Jika ia berwudhu." (HR Bukhari)
Siti Aisyah RA, juga meriwayatkan hadits sebagai berikut:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ وَهُوَ جُنُبٌ غَسَلَ فَرْجَهُ وَتَوَضَّأَ لِلصَّلَاةِ
"Rasulullah SAW jika beliau ingin tidur dan ada dalam keadaan junub, maka beliau membersihkan kemaluannya, dan berwudhu seperti wudhu untuk sholat." (HR. Bukhari)