REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Video pejuang Hamas yang bersama-sama sedang membaca Alquran membuat kagum netizen di seluruh dunia. Mereka duduk bershaf rapi dan saling mengoreksi bacaan serta hafalan Alquran.
Para mujahid Palestina, baik itu dari faksi Hamas dengan sayap militernya Brigade Al Qassam ataupun faksi Fatah dengan sayap militernya Brigade Al Quds maupun elemen pejuang lainnya di Palestina bukanlah orang-orang sembarangan. Mereka tak hanya terampil berperang dan menggunakan senjata. Tapi mereka pun adalah para penghafal Alquran yang bermental baja.
Bahkan dalam sejumlah video pertempuran yang dirilis Hamas, ditemukan bahwa para pejuang Palestina sebelum melepaskan tembakan ke tank-tank Israel kerap membaca beberapa ayat Alquran, misalnya saja surat Al Anfal ayat 17.
Dengan banyaknya pejuang Palestina yang menjadi penghafal Alquran menandakan bahwa para pejuang Hamas adalah orang-orang pilihan yang memiliki daya ingat dan konsentrasi yang sangat kuat. Bahkan mereka masih bisa menghafal Alquran di tengah pertempuran.
Lalu bagaimana kedudukan para penghafal Alquran? Para penghafal Alquran adalah orang-orang terbaik. Dari Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
‘Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari al-Qur`an dan mengajarkannya.” HR. Al-Bukhari.
Rasulullah SAW sangat mengutamakan para sahabat yang lebih banyak hafalan Alqurannya. Misalnya saja seperti Zaid bin Tsabit yang lebih dipercaya Rasulullah SAW untuk menjadi juru tulis dan penerjemah. Bahkan ketika perang Tabuk, Rasulullah SAW memilih orang-orang yang kuat hafalan Qurannya berada di baris terdepan. Misalnya Zaid bin Tsabit diberi kepercayaan memegang bendera. Awalnya bendera itu dipegang Umarah bin Hazm, tapi Rasulullah SAW mengambilnya dan menyerahkannya pada Zaid bin Tsabit. Hal itu lantaran Zaid memiliki hafalan Alquran yang lebih banyak dan lebih baik.
Begitupun sahabat lainnya seperti Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib adalah para sahabat yang kuat hafalan Alqurannya dan menjadi andalan Rasulullah.
Bahkan begitu terhormatnya orang yang hafal Quran sampai Rasulullah lebih mendahulukan mengurus jenazah yang lebih banyak hafalan Alqurannya.
Diriwayatkan dari Jabin bin Abdullah, nabi SAW mengumpulkan antara dua orang korban perang Uhud, kemudian berkata, ‘Siapa yang lebih banyak hafal Al-Qur’an di antara keduanya? Begitu diberi tahu salah satunya, beliau mendahulukannya masuk ke liang lahat.
Pada hadits lainnya Rasulullah bersabda
"خيركم من تعلَّم القرآنَ وعلَّمه
Sebaik-baik di antara kalian adalah orang yang mempelajari Alquran dan mengamalkannya.
Banyak riwayat yang menjelaskan tentanv bagaimana orang dulu begitu sangat menghormati para guru khusunya yang menguasai Alquran. Sahabat Nafi bin Ablul Harits pernah bertemu Umar di Usfan. Saat itu Umar menugaskan Nafi untuk mengurus kota Mekkah.
Umar bertanya: Kalau begitu siapa yang mengurus penduduk Al Wadi? Nafi menjawab: Ibnu Abza. Umar bertanya: siapa itu Ibnu Abza? Nafi menjawab: Ia paham Quran dan ilmu Farid. Umar berkata: Sesungguhnya nabi kalian bersabda: Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seseorang dengan kitab ini (Alquran) dan merendahkan yang lain dengan kitab ini.
Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang para penghafal Alquran, dan menghancurkan orang-orang yang menghina dan merendahkan Alquran.
Selain itu para penghafal Alquran senantiasa dijaga dan dilindungi Allah. Mereka dikumpulkan bersama para malaikat Allah.
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, ia berkata, ‘Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
المَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ, وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
“Orang yang membaca al-Qur’an dan ia mahir dalam membacanya maka ia dikumpulkan bersama para malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca al-Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat dalam membacanya, maka ia mendapat dua pahala.” Muttafaqun ‘alaih.
Bahkan keutamaan lainya adalah bahwa Alquran akan mensyafaati orang yang menghafalkannya pada hari kalimat.
Dari Abu Umamah al-Bahili Radhiyallahu anhu, ia berkata, ‘Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اِقْرَؤُوْا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا ِلأَصْحَابِهِ
“Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat memberi syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membacanya, mempelajari dan mengamalkannya).” HR. Muslim).
Lebih dari itu, hafalan Alquran akan menjadi saksi dan melindunginya di alam kubur saat bertemu Malaikat Munkar dan Nakir. Seperti orang yang hafal surat Al Mulk dan istiqamah mentilawahkannya akan terhindar dari siksa kubur.
Sebagaimana bunyi hadits, dari Ibnu Abbas, ada seorang sahabat Rasulullah yang membuat tenda dekat kuburan, ia tidak mengetahui bahwa tempat itu adalah kuburan. Sahabat itu kemudia menyadari bahwa tempat itu adalah kuburan seseorang, tiba-tiba dia mendengar dari dalam kubur itu bacaan surat Al Mulk hingga khatam. Rasulullah pun bersabda :
هي المانعة، هي المنجية تنجيه من عذاب القبر )
Itu (surat Al Mulk) adalah penangkal penyelamat yang menyelamatkan pembacanya dari adzab kubur