Senin 13 Nov 2023 08:16 WIB

Cara Nabi Muhammad Bermesraan dengan Istri yang Sedang Haid

Nabi Muhammad memiliki cara tersediri bermesraan dengan istrinya.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Nabi Muhammad (ilustrasi)
Foto: Republika
Nabi Muhammad (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang paling baik untuk keluarganya, paling baik hati dan paling penyayang. Beliau SAW juga adalah sosok yang paling baik kepada istri.

Rasulullah SAW juga pernah berpesan untuk bersikap dengan sebaik-baiknya kepada keluarga. Sebagaimana hadits berikut:

Baca Juga

عن عائشة، قالت: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «خيركم خيركم لأهله وأنا خيركم لأهلي

Diriwayatkan dari Aisyah RA, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarga. Dan aku adalah yang paling baik kepada keluargaku." (HR. Tirmidzi)

Contoh baiknya Nabi Muhammad SAW kepada keluarganya juga ditunjukkan melalui sikap mesra beliau kepada Aisyah RA yang sedang haid. Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan dari Aisyah RA, yang berkata:

كُنْتُ أشْرَبُ وأَنَا حَائِضٌ، ثُمَّ أُنَاوِلُهُ النبيَّ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ فَيَضَعُ فَاهُ علَى مَوْضِعِ فِيَّ، فَيَشْرَبُ، وأَتَعَرَّقُ العَرْقَ وأَنَا حَائِضٌ، ثُمَّ أُنَاوِلُهُ النبيَّ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ فَيَضَعُ فَاهُ علَى مَوْضِعِ فِيَّ. وَلَمْ يَذْكُرْ زُهَيْرٌ فَيَشْرَبُ.

"Aku minum ketika sedang haid, lalu memberikan minum itu kepada Nabi SAW, kemudian beliau meletakkan mulutnya di bagian bekas bibirku pada gelas tersebut, lalu meminumnya. Aku juga pernah menggigit daging ketika sedang haid, kemudian aku menyuapkannya kepada Nabi SAW, dan beliau SAW meletakkan mulutnya di bagian bekas bibirku." (HR. Muslim)

Dalam hadits tersebut, Aisyah RA menceritakan tentang apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW kepadanya ketika dia sedang haid. Aisyah minum dengan bejana (semacam gelas), dan Nabi SAW juga meminumnya di bagian bekas bibir Aisyah pada bejana tersebut.

Begitu pun pada saat Aisyah makan daging dalam kondisi haid. Daging yang tersisa setelah dimakan Aisyah, diambil Nabi SAW, lalu dimakan beliau pada bagian bekas gigitan Aisyah.

Hal itu bertujuan untuk menyenangkan istri yang sedang haid. Juga untuk menghilangkan rasa sedih yang sering kali hinggap pada istri yang haid. Ini juga merupakan bentuk perilaku yang baik antara suami dengan istri yang sedang haid.

Apa yang ditunjukkan Nabi SAW itu berlawanan dengan sikap orang-orang Yahudi dan orang-orang pada masa sebelum Islam. Ketika itu, jika ada wanita yang haid, maka orang-orang tidak akan memakan atau meminum dari bekas perempuan yang haid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement