Jumat 10 Nov 2023 12:18 WIB

Jawaban Sultan Ottoman Ketika Zionis Minta Orang Yahudi Pindah ke Palestina

Rakyat Palestina tidak akan melupakan peran Inggris dalam menentukan nasib mereka.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Pengungsi Palestina menyusul Perang Arab-Israel 1948
Foto:

Perebutan Palestina oleh Inggris pada Perang Dunia I memberikan harapan bagi gerakan Zionis ihwal kemungkinan mewujudkan impian mereka mendirikan tanah air nasional bagi kaum Yahudi di Timur Tengah, meskipun sudah ada sejak pertengahan abad ke-19. Hal ini sebagai gerakan politik yang berupaya menciptakan tanah air Yahudi yang jauh dari penganiayaan anti-Semit di Eropa.

Untuk waktu yang lama, terdapat diskusi di kalangan pendukung gerakan Zionis tentang bentuk apa yang harus diambil di tanah air ini, bagaimana perlakuan terhadap orang non-Yahudi di dalamnya, dan di mana lokasinya. Uganda termasuk di antara negara-negara yang dipresentasikan pada Kongres Zionis Keenam pada 1903. Konon pemimpin gerakan Zionis saat itu, Theodor Herzl, lebih memilih Argentina daripada Palestina.

Sebelumnya, Herzl selalu berusaha meyakinkan Sultan Ottoman Abdul Hamid II untuk menyelesaikan Kesepakatan Abad Ini, tetapi sultan tersebut selalu menolaknya. Sultan Abdul Hamid II berkata:

"Kita wajib melupakan gagasan mengizinkan imigrasi Yahudi ke Palestina. Jika tidak (jika diizinkan), mereka akan mengumpulkan semua kekuasaan di tangan mereka di mana pun mereka menetap, dan kita akan menandatangani surat kematian bagi rekan-rekan yang seiman dengan kita."

Secara umum, tidak seorang pun akan membayangkan orang-orang Yahudi akan diberikan sebuah negara merdeka di Timur Tengah, jika bukan karena mandat Inggris yang bersimpati kepada gerakan Zionis.

Maka dari sinilah, Perang Dunia I mempunyai arti yang sangat penting bagi rakyat Palestina, yaitu setelah berakhirnya Hari Gencatan Senjata 11 November 1918. Ini adalah hari ketika rakyat Palestina belum menyadari bahwa kehidupan mereka berubah drastis dan berujung pada pembunuhan, pengungsian yang terus-menerus, dan masa depan mereka yang menjadi tidak diketahui.

Rakyat Palestina tidak akan melupakan peran Inggris dalam menentukan nasib mereka. Waktu demonstrasi pada Sabtu, 11 November 2023, bertepatan dengan peringatan Hari Gencatan Senjata, dianggap sebagai suatu kebetulan yang bermanfaat dalam mempertegas peran penting yang dimainkan Inggris dalam hal konflik ini.

Sumber: Arabic Post

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement