Jumat 10 Nov 2023 12:18 WIB

Jawaban Sultan Ottoman Ketika Zionis Minta Orang Yahudi Pindah ke Palestina

Rakyat Palestina tidak akan melupakan peran Inggris dalam menentukan nasib mereka.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Pengungsi Palestina menyusul Perang Arab-Israel 1948
Foto:

Pada Desember 1917, selama Perang Dunia I, Kerajaan Inggris menguasai Yerusalem, mengakhiri 400 tahun kekuasaan Ottoman atas kota tersebut. Kemudian, pada 30 Oktober 1918, Sekutu menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan Kesultanan Utsmaniyah kurang dari dua pekan sebelum Hari Gencatan Senjata dengan Jerman, yang mengakhiri Perang Dunia I.

Sebelum merebut Kota Suci dan sisa wilayah antara Sungai Yordan dan Laut Mediterania, pemerintah Inggris memberikan serangkaian janji yang kontradiktif kepada berbagai pihak mengenai rencananya atas wilayah yang dikuasainya.

Inggris berjanji kepada Syarif Makkah Hussein bin Ali yang merupakan penguasa Arab di kota suci Makkah dan Madinah dan sekitarnya, bahwa Inggris akan mengakui kemerdekaan Arab, dengan imbalan melancarkan pemberontakan melawan Kesultanan Utsmani.

Namun, sebagai imbalannya, Inggris mengeluarkan apa yang dikenal sebagai Deklarasi Balfour pada 2 November 1917. Di dalamnya mereka berkomitmen mendukung pembentukan rumah nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina.

Deklarasi tersebut melalui surat yang dikirimkan Menteri Luar Negeri Inggris Lord Arthur James Balfour kepada Lord Rothschild, salah satu pemimpin komunitas Yahudi paling terkemuka di Inggris.

Setelah tiga tahun...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement