Setelah meneliti lebih dekat semua riwayat yang ada mengenai hal ini, beberapa ulama menyimpulkan pandangan pertama adalah yang paling disukai dan autentik. Alasan mereka adalah riwayat Wa’il lebih shahih dan juga didukung oleh hadits-hadits lain, sedangkan riwayat Abu Hurairah tampaknya memiliki kelemahan karena bagian pertama tampaknya bertentangan dengan bagian kedua. 

Maka, secara khusus disebutkan Nabi melarang umat Islam meniru perilaku unta sambil berlutut. "Kini terlihat jelas unta meletakkan kaki depannya di depan kaki belakangnya sambil berlutut," kata Syekh Kutty. 

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, sebagian besar ulama bertindak berdasarkan bukti konklusif dari laporan Wa’il ibn Hujur. Oleh karena itu, mereka menganggap lebih baik meletakkan lutut di depan tangan saat sujud. 

"Namun setelah mengatakan hal ini, izinkan saya menambahkan: Kita tidak boleh terburu-buru membatalkan sholat orang-orang yang menganut pandangan lain (yaitu meletakkan tangan di depan lutut). Jika hal ini merupakan persyaratan mutlak dalam sholat, maka kita tidak akan menghadapi ambiguitas dalam masalah ini," kata dia.  

Oleh karena itu, kata dia, dapat dikatakan masuk akal untuk menyimpulkan bahwa jika memang demikian halnya, Nabi pasti akan mengajarkan hal yang sama dengan tegas, seperti yang beliau ajarkan kepada umat Islam tentang bagian integral lainnya dari sholat.

Ikuti Whatsapp Channel Republika