REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sholat adalah rukun Islam yang kedua setelah syahadat, kedudukan ibadah sholat dalam agama Islam sangat penting karena sholat memiliki banyak keutamaan. Dalam sebuah hadits, dijelaskan bahwa orang yang bisa sholat berjamaah selama 40 hari tanpa terlambat, maka akan bebas dari dua hal.
Sayyidina Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu berkata bahwa baginda Rasulullah SAW bersabda, "Siapapun yang sholat berjamaah karena Allah SWT selama empat puluh hari tanpa tertinggal Takbiratul Ula, maka akan ditulis baginya dua kebebasan, yaitu bebas dari neraka dan bebas dari sifat munafik." (HR Tirmidzi, dari Kitab At-Targhib)
Maksudnya seseorang yang sholat dengan ikhlas selama 40 hari dan menyertai sholat mulai imam membaca takbir. Maka ia tidak akan dimasukan ke neraka dan tidak termasuk golongan orang munafik. Orang munafik adalah orang yang menampakkan dirinya sebagai seorang Muslim, tetapi menyimpan kekufuran di dalam hatinya.
40 hari memiliki makna khusus yang dapat menyebabkan suatu perubahan. Sebagaimana bayi dalam kandungan, selama empat puluh hari pertama berubah dari air mani menjadi segumpal darah. Empat puluh hari berikutnya terjadi perubahan-perubahan lain, sebagaimana disebutkan dalam suatu hadits.
Oleh karena itu, para ahli tasawuf mementingkan masa 40 hari. Betapa beruntung orang yang selama bertahun-tahun tidak pernah tertinggal Takbiratul Ula. Dilansir dari buku Fadhail Namaz yang disusun Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi Rahmatullah alaih dan diterjemahkan Tim Penerjemah Kitab Fadhilah Amal Masjid Jami Kebon Jeruk Jakarta, diterbitkan Pustaka Ramadhan.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَارْكَعُوْا مَعَ الرّٰكِعِيْنَ
Tegakkanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk. (QS Al-Baqarah: 43)
Laksanakanlah sholat untuk memohon petunjuk dan pertolongan Allah, tunaikanlah zakat untuk menyucikan hatimu dan menyatakan syukur kepada-Nya atas segala nikmat-Nya, dan rukuklah beserta orang yang rukuk, yakni kaum Muslim yang beriman dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW.
Penambahan perintah untuk rukuk setelah ada perintah untuk melaksanakan sholat itu mengisyaratkan ajakan agar mereka memeluk Islam dan melaksanakan sholat seperti sholatnya umat Islam. Dalam tata cara sholat orang Yahudi tidak dikenal gerakan rukuk.