REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Hari kiamat memiliki banyak sebutan. Salah satunya adalah as sa'ah. Kata sa'ah secara harfiah berarti waktu sesaat, atau juga waktu yang pendek. Itu sebabnya Alquran menyebut hari kiamat dengan sebutan as sa'ah. Sebab hari kiamat terjadi demikian tiba-tiba yang membuat segala sesuatu menjadi berubah seketika itu juga.
Dalam Alquran surat Taha ayat 15, Allah SWT telah menegaskan kepada manusia tentang hari kiamat yang pasti akan datang.
اِنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ اَكَادُ اُخْفِيْهَا لِتُجْزٰى كُلُّ نَفْسٍۢ بِمَا تَسْعٰى
Artinya : Sesungguhnya hari Kiamat itu (pasti) akan datang. Aku hampir (benar-benar) menyembunyikannya. (Kedatangannya itu dimaksudkan) agar setiap jiwa dibalas sesuai dengan apa yang telah dia usahakan. (Surat Taha ayat 15)
Akan tetapi Allah SWT merahasiakan tentang kapan waktunya kiamat. Tidak ada satupun makhluk yang mengetahui tentang kapan waktunya kiamat akan terjadi. Bahkan para nabi dan Rasul pun tidak mengetahuinya.
Kendati demikian, Allah SWT membuka informasi bagi manusia tentang tanda-tandanya akan terjadi kiamat. Tanda-tanda itu diterangkan melalui hadits-hadits nabi Muhammad SAW. Misalnya saja populasi wanita yang lebih banyak dari laki-laki, merajalelanya fitnah, perzinahan dan pembunuhan, diangkatnya ilmu dengan meninggalnya para ulama, munculnya ya'juz ma'juz, keluarnya dajjal, turunnya nabi Isa, dan lain-lain. Selain itu Allah SWT dalam banyak ayat Alquran memberitahukan tentang apa saja yang akan terjadi pada alam semesta ketika hari kiamat dan apa yang akan dialami manusia pada saat itu.
Para mufasir juga mengartikan sa'ah sebagai kematian. Sebab watu kematian pun disembunyikan atau dirahasiakan Allah SWT. Tidak ada satupun orang yang tahu kapan dirinya akan mati. Meski begitu Allah SWT memberikan tanda-tanda semakin dekat manusia dengan kematiannya, seperti sakit parah, beruban, berwasiat sebelum mati, sakaratul maut dan lain-lain.
Meski begitu ada hadits yang menjelaskan bahwa kiamat akan terjadi pada hari Jumat. Dari Aus bin 'Aus, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ و َفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ
Artinya: “ Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling utama adalah hari Jum'at. Pada hari itu, Adam menciptakan; di hari itu, Adam meninggal; di hari itu, tiupan sangkakala pertama dilaksanakan; di hari itu pula, tiupan kedua dilakukan .” (HR. Abu Daud nomor 1047, An Nasai nomor 1374, Ibnu Majah nomor 1085).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu , Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ، فِيْهِ خُلِ قَ آدَمُ وَفِيْهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ، وَفِيْهِ أُخْرِجَ مِنْهَا، وَلاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ إِلاَّ فِيْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ
“ Sebaik-baik hari dimana matahari terbit adalah hari Jum'at. Pada hari Jum'at Adam diciptakan, pada hari itu dia dimasukkan ke dalam surga dan pada hari Jum'at itu juga dia dikeluarkan dari Surga. Hari Kiamat tidaklah terjadi kecuali pada hari Jum'at .” (HR.Muslim nomor 854).
Meski ada informasi tentang harinya, namun tak ada keterangan baik dari Alquran maupun hadits tentang kapan persis tanggal dan tahun terjadinya kiamat. Lalu mengapa waktu terjadinya kiamat dan kematian dirahasiakan Allah SWT? Diantara hikmah dirahasiakannya waktu terjadinya kiamat dan kematian adalah agar manusia agar manusia bersiap setiap saat menghadapi kematian dan kiamat. Tetapi pada saat yang sama manusia juga tetap menjalani hidup dan memakmurkan bumi dengan penuh gairah dan semangat.
وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌۢ بِاَيِّ اَرْضٍ تَمُوْتُ
Artinya: Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. (Surat Luqman ayat 34).
Apabila seseorang mengetahui kapan ajalnya tiba tentunya ia akan berbuat semau hatinya, menurutkan hawa nafsunya, mengerjakan segala macam maksiat yang dikehendakinya. Sesudah ajalnya dekat barulah ia tobat dan Allah akan menerima tobatnya sesuai dengan janji-Nya. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya.
Tetapi kalau ia tidak tahu kapan ajalnya tiba, tentunya ia selalu hati-hati, perintah dikerjakannya, larangan dijauhinya. Apabila ia berbuat maksiat, segera ia bertobat karena takut kalau ajalnya datang mendadak sebelum ia bertobat. Jadi, gunanya kiamat dirahasiakan adalah supaya manusia giat berbuat baik, bila manusia yang seharusnya berbuat baik tetapi ia berbuat jahat, maka sangat pantaslah orang itu dihukum. Oleh karena itulah sangat adil bila yang berbuat baik itu diberi imbalan dan yang berbuat jahat diberi azab.
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ ٧ وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ ࣖ
Artinya: Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (Surat az-Zalzalah ayat 7-8)
Bila manusia mengetahui kapan terjadinya kiamat dan waktu kematian, maka setiap manusia akan menyibukan hari-harinya dengan sholat, berzikir, bersedekah dan meninggalkan urusan dunia. Tidak akan ada manusia yang membangun dan memakmurkan dunia. Padahal salah satu tugas manusia di muka bumi adalah untuk membangun dan memakmurkan bumi sebagai Khalifah Allah. Sebab itu Allah merahasiakan waktu terjadinya kiamat dan kematian agar manusia tetap mengingat-ingat akan pastinya datang ajal dan kiamat namun pada saat yang bersamaan manusia bersemangat untuk menyiapkan dan menambah bekal menghadapi kematian dengan memperbanyak amal saleh termasuk memakmurkan bumi.
Karena itu, Islam mengajarkan agar pemeluknya dapat menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat. Seorang Muslim harus dapat memakmurkan dunia seperti dengan bekerja dan berkarya yang tujuannya mencapai kebaikan hidup di akhirat. Maka hamba yang dicintai Allah adalah yang dapat menyeimbangkan dunia dan akhirat.
Para mufasir memberi penegasan tentang kata tasa'a pada ayat 15 surat Taha. Kata tersebut memiliki makna sebuah upaya yang dilakukan dengan segera. Maka manusia ketika berbuat amal kebaikan di dunia seperti ibadah atau kegiatan sosial maka harus dilakukan dengan segera. Namun demikian amal yang dikerjakan tidak juga dilakukan terburu-buru. Sebab di antara ajaran Islam adalah agar seorang muslim tidak menunda-nunda ketika telah memiliki niatan untuk berbuat baik. Maka seorang muslim harus segera melaksanakan niat baik tersebut.