Kamis 02 Nov 2023 13:06 WIB

Bukti Palestina Bisa Menjadi Negara Kaya di Dunia Jika tak Dijajah Israel

Selain minyak dan gas, Palestina juga memiliki cadangan batu dan marmer.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Seorang tentara Israel memeriksa izin masuk bagi petani Palestina untuk memungkinkan mereka menyeberang ke tanah mereka untuk memanen zaitun, di desa Beit Awwa, Tepi Barat, dekat Hebron, Rabu, 26 Oktober 2022. Tentara Israel untuk sementara membuka gerbang keamanan yang memisahkan beberapa petani Palestina di Tepi Barat dari kebun zaitun mereka di sisi pembatas pemisah Israel.
Foto:

Menurut Shaheen, sektor batu dan marmer merupakan sektor industri pertama di Palestina dalam hal kapasitas operasional, volume ekspor, dan kontribusinya terhadap produk dalam negeri. Menurut data federasi, pendapatan tahunan industri ini diperkirakan sekitar 700 juta dolar AS di dalam dan luar negeri.

Di Area C, Israel mengerahkan ratusan menara komunikasi untuk memperkuat transmisi jaringan seluler Israel. Akibatnya, Palestina dirugikan. Bahkan hingga saat ini warga Palestina dilarang mengoperasikan komunikasi generasi keempat.

Kerugian ini disebabkan oleh lambatnya pengembangan jaringan komunikasi, kerja perusahaan-perusahaan Israel di pasar Palestina tanpa izin, dan pembatasan impor dan penyitaan peralatan oleh pendudukan. Menurut laporan Bank Dunia, operator dan perusahaan komunikasi Israel menguasai lebih dari 20 persen pasar Palestina di Tepi Barat.

Studi Applied Research Institute (ARIJ) yang dipresentasikan oleh MAS Center for Economic Studies di Ramallah pada tahun 2016 menunjukkan bahwa kerugian tahunan langsung dan tidak langsung dari kehadiran Israel di wilayah Palestina diperkirakan mencapai sekitar 9,46 miliar dolar AS atau sekitar Rp 148 triliun.

Kajian tersebut menyatakan kerugian tersebut antara lain eksploitasi kekayaan yang dilakukan Israel di Palestina, hambatan pergerakan individu dan barang, serta penutupan perbatasan. Masih menurut penelitian tersebut, kerugian Palestina akibat penguasaan Israel atas sumber daya alam saja (air, gas alam, minyak, lahan pertanian) diperkirakan mencapai sekitar 2,63 miliar dolar AS atau sekitar Rp 41 triliun per tahun.

September lalu, laporan Bank Dunia mengatakan bahwa memberikan akses kepada bisnis Palestina ke Area C akan meningkatkan pendapatan Otoritas Palestina sebesar 6 persen dari produk domestik bruto (PDB). Menurut laporan Bank Dunia tahun 2014, kerugian ekonomi Palestina akibat kendali Israel atas Area C berjumlah 3,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 53 triliun per tahun.

Pada November 2021, sebuah laporan yang disiapkan oleh Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) memperkirakan kerugian ekonomi Palestina akibat penutupan Israel di wilayah Palestina selama periode antara tahun 2000-2019 sebesar 58 miliar dolar AS atau sekitar Rp 919 triliun.

Berdasarkan hukum dan perjanjian internasional, Palestina mempunyai hak untuk mengeksploitasi sumber daya alamnya, seiring dengan beberapa kali Majelis Umum PBB memberikan suara mendukung rancangan resolusi bertajuk "Kedaulatan atas Sumber Daya Alam". Resolusi ini menetapkan kedaulatan permanen rakyat Palestina di wilayah pendudukan Palestina, dan hak mereka untuk menuntut kompensasi akibat kerugian, eksploitasi, atau penipisan sumber daya alam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement