REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Palestina memiliki kekayaan dan sumber daya alam bernilai miliaran dolar yang cukup untuk kebutuhan rakyatnya. Namun, kehadiran pendudukan Israel dan kendalinya atas sumber daya ini membuat Palestina kehilangan pendapatan dan keuntungan dari sumber daya tersebut.
Di Tepi Barat terdapat Area C yang mewakili sekitar 60 persen wilayah tersebut. Area C tersebut kini di bawah kendali Israel. Ada sumber daya yang berlimpah di sana, termasuk minyak, gas, batu, dan marmer.
Menurut sumber resmi Palestina, Palestina memiliki cadangan minyak besar yang diperkirakan mencapai miliaran barel. Cadangan gas Palestina diperkirakan mencapai miliaran meter kubik, namun semuanya berada di bawah kendali Israel.
Dilansir di Aljazirah, menurut perkiraan pakar geografi dan dosen Universitas Birzeit Abdullah Harzallah, Israel mengekstraksi tidak kurang dari 6.000 barel minyak per hari dari sumur minyak di tanah kota Rantis, barat laut kota Ramallah.
Harzallah menuturkan, dengan 50 dolar AS per barel, Israel mencuri sekitar 300 ribu dolar AS (Rp 4,7 miliar) per hari dari kekayaan minyak Palestina. Artinya, Israel mendapatkan lebih dari 100 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,5 triliun per tahun.
Menurut Pusat Informasi Nasional Palestina (pemerintah), Israel mengekstraksi sekitar 800 barel per hari dari ladang Majd 5. Ladang tersebut merupakan salah satu dari lima ladang yang beroperasi di tanah kota Rantis yang merampas hak-hak rakyat Palestina. Volume cadangan minyak dari ladang minyak yang ditemukan sejak tahun 1990-an itu adalah sekitar 1,5 miliar barel minyak dan 182 miliar kaki kubik gas.
Pada 2015, Journal of Palestine Studies...