Selasa 31 Oct 2023 16:43 WIB

Zaid bin Tsabit, Pemuda yang Mengemban Amanah Membukukan Alquran

Umar bin Khattab khawatir para penghafal Alquran terus berguguran.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Alquran (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Alquran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, kaum Muslim dibuat sibuk dengan konflik melawan orang-orang murtad. Sehingga banyak korban jatuh dari kaum Muslim. Dalam perang Yamamah (perang menghadapi nabi palsu Musailamah al-Kadzab) misalnya, sejumlah besar sahabat penghafal Alquran gugur. 

Umar bin Khattab khawatir para penghafal Alquran terus berguguran karena konflik belum juga usai. Ia mendiskusikan ide membukukan Alquran dengan Khalifah Abu Bakar. Kemudian Abu Bakar beristikharah, bermusyawarah dengan para sahabat, setelah itu ia memanggil Zaid bin Tsabit. Seorang pemuda yang memiliki kekuatan hafalan Quran yang kuat sekaligus juru tulis yang paling dipercayai Rasulullah SAW.

Baca Juga

Abu Bakar pun memberikan tugas penting pada Zaid bin Tsabit yaitu untuk membukukan Alquran. 

"Zaid pun memegang tanggung jawab besar itu. Ia diuji dengan amanah yang berat dalam proyek besar itu. Zaid bin Tsabit pun mengecek dan menelaah hingga terkumpul Alquran tersusun dan terbagi-bagi berdasarkan surat masing-masing," (Lihat buku berjudul Ibrah Kehidupan, penulis Mahsun Djayadi, penerbit UM Surabaya Publishing, halaman 119)

Zaid bin Tsabit meneliti setiap ayat Alquran, mengumpulkannya dari catatan para sahabat pada daun-daun lontar dan hafalan-hafalan para sahabat. Ia pun berhasil menjalankan amanah itu dengan baik.

Pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan, jumlah orang yang memeluk Islam semakin hari semakin bertambah. Hal itu terjadi di berbagai daerah. Tentu saja hal ini sangat positif. Namun, hal ini bukanlah tanpa celah. Daerah-daerah tersebut riwayat qira-at yang berbeda-beda. Dan mereka belum mengenal variasinya. Sehingga mereka menyangka orang yang berbeda bacaan Alqurannya membuat-buat bacaan baru. Muncullah masalah baru. 

Melalui usul sahabat Hudzaifah bin al Yaman, Khalifah Utsman bin Affan pun membuat kebijakan menyeragamkan bacaan Alquran. Utsman pun mengangkat Zaid bin Tsabit dan Said bin Al Ash yang memiliki dialek paling mirip dengan Rasulullah. Said bertugas mendikte dan Zaid yang menulis.

Zaid bin Tsabit meminta bantuan sahabat-sahabat lain. Para sahabat pun membawakan salinan Alquran yang ada di rumah Ummul Mukminin Hafshah binti Umar r.a. para sahabat saling membantu dalam peristiwa besar dan bersejarah ini. Mereka jadikan hafalan Zaid bin Tsabit sebagai tolak ukur. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement