Senin 30 Oct 2023 12:52 WIB

Bulan Sabit Merah: Israel Jatuhkan Bom di sekitar Rumah Sakit Al Quds Gaza

Sebanyak 14 ribu orang telantar akibat perang berlindung di rumah sakit.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Seorang jurnalis Palestina menenangkan keponakannya yang terluka dalam serangan Israel di rumah keluarganya di kamp pengungsi Nusseirat, di sebuah rumah sakit di Deir el-Balah, Jalur Gaza, Ahad (22/10/2023). Dilansir Reuters, serangan udara Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah mengakibatkan 4.651 warga Palestina meninggal dunia, 40 persen di antaranya adalah anak-anak.
Foto: AP Photo/Ali Mahmoud
Seorang jurnalis Palestina menenangkan keponakannya yang terluka dalam serangan Israel di rumah keluarganya di kamp pengungsi Nusseirat, di sebuah rumah sakit di Deir el-Balah, Jalur Gaza, Ahad (22/10/2023). Dilansir Reuters, serangan udara Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah mengakibatkan 4.651 warga Palestina meninggal dunia, 40 persen di antaranya adalah anak-anak.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan kemarin militer Israel berulang kali mengebom di sekitar rumah sakitnya di Gaza tengah. Serangan tersebut menyebabkan kerusakan dan membahayakan warga sipil.

“Tentara Israel dengan sengaja terus meluncurkan roket langsung di dekat rumah sakit Al-Quds dengan tujuan memaksa staf medis, individu yang terlantar dan pasien untuk mengevakuasi rumah sakit," kata organisasi medis dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Malay Mail, Senin (30/10/2023).

Baca Juga

“Ini telah menyebabkan kerusakan yang signifikan pada departemen rumah sakit dan mengekspos penduduk dan pasien dengan mati lemas," tambah pernyataan itu.

Selain pasien, Bulan Sabit Merah mengatakan 14 ribu orang telantar akibat perang berlindung di rumah sakit. Sebelumnya, pada Ahad (29/10/2023), organisasi tersebut mengatakan, telah menerima panggilan telepon dari pasukan Israel yang memerintahkan mereka untuk mengevakuasi rumah sakit menjelang serangan.

Seorang juru bicara militer mengatakan panggilan ini adalah bagian dari keseluruhan panggilan militer yang meminta orang-orang untuk menuju ke selatan dari Jalur Gaza. Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan laporan ancaman untuk mengevakuasi rumah sakit Al-Quds sangat memprihatinkan.

“Kami tegaskan tidak mungkin mengevakuasi rumah sakit yang penuh dengan pasien tanpa membahayakan hidup mereka," tulis Tedros Adhanom Ghebreyesus di X.

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan ketika ditanya tentang panggilan telepon yang diterima oleh rumah sakit, mengatakan kepada acara CBS "Face the Nation" bahwa dia belum pernah mendengar panggilan ini. “Apa yang dapat saya katakan kepada Anda adalah rumah sakit adalah infrastruktur sipil yang kritis. Di bawah hukum kemanusiaan internasional, rumah sakit tidak boleh menjadi sasaran. Mereka bukan target militer,” kata Sullivan.

Kelompok militan Hamas mengeluarkan seruan kepada PBB dan komunitas internasional untuk mengambil tindakan segera untuk menghentikan ancaman oleh pendudukan (Israel) untuk menargetkan rumah sakit Al Quds.

Kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas telah melaporkan 57 serangan terhadap fasilitas medis sejak perang meletus pada 7 Oktober. Puluhan rumah sakit di Gaza tidak lagi berfungsi dan 116 petugas kesehatan telah terbunuh.

Pertempuran di Gaza berkecamuk hingga di hari ke-23 pada Ahad setelah militan Hamas pada 7 Oktober meluncurkan serangan mendadak ke Israel. Serangan tersebut menyebabkan sedikitnya 1.400 orang terbunuh, sebagian besar warga sipil, menurut pejabat Israel. Sejak serangan Hamas, kementerian kesehatan di Gaza mengatakan lebih dari 8.000 orang Palestina gugur oleh pengeboman pembalasan Israel tanpa henti, setengahnya adalah anak-anak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement