Rabu 25 Oct 2023 13:30 WIB

Interaksi Kaum Saba dengan Penduduk Palestina di Zaman Nabi Sulaiman

Mereka dapat bertahan hidup dan dapat pula bercocok tanam sekadarnya.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Warga berjalan di gang dekat rumah keluarga Sub-Laban di kawasan Muslim Kota Tua Yerusalem, Senin (12/6/2023). Nora dan Mustafa Sub-Laban menghadapi risiko penggusuran dari rumah mereka di Kota Tua Yerusalem setelah puluhan tahun perselisihan hukum atas properti tersebut yang dimulai pada tahun 1978. Pada tahun 2023, Mahkamah Agung Israel memutuskan mendukung sekelompok pemukim Yahudi dan memerintahkan penggusuran pasangan lansia Palestina harus dilakukan.
Foto:

Dalam tafsir Tahlili Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Kementerian Agama disebutkan bahwa negeri Syam terkenal sebagai negeri yang subur. Orang-orang dapat berjalan dengan mudah dan aman pada siang dan malam hari tanpa harus berhenti di padang pasir.

Dijelaskan kaum Saba yang masih tinggal di negerinya, walaupun mengalami kesulitan hidup karena negeri mereka telah menjadi lekang dan tandus. Kaum Saba mengadakan perjalanan untuk berdagang dari suatu negeri ke negeri yang lain, terutama ke negeri-negeri yang agak besar, seperti Mekah dan Syam di utara dan barat laut. 

Negeri-negeri tersebut pada waktu itu termasuk negeri yang makmur yang menjadi pusat perdagangan. Perjalanan di antara negeri-negeri itu mudah dan aman karena adanya kampung-kampung tempat singgah para musafir bila kemalaman dan kehabisan bekal atau merasa letih. 

Mereka dapat bertahan hidup dan dapat pula bercocok tanam sekadarnya pada waktu musim hujan. Mereka juga memelihara binatang ternak ketika di sana masih banyak padang rumput. 

Ini adalah suatu nikmat dari Allah...

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement