REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni di dalam kitab Nashaihul Ibad menjelaskan perbedaan iblis dan Nabi Adam Alaihissalam saat berbuat salah atau dosa.
Syekh Nawawi al-Banteni mengutip perkataan Muhammad bin Dauri Rahimahullah terkait perbedaan sikap iblis dan Nabi Adam saat berbuat dosa.
"Iblis celaka karena lima perkara yaitu tidak mengakui dosa, tidak bersedih, tidak mencela dirinya sendiri, tidak bertekad berniat tobat, dan putus asa dari rahmat Allah. Sedang yang membuat (Nabi) Adam merasa bahagia juga lima perkara, yaitu mengakui dosa, menyesali dosanya, menyalahkan dirinya sendiri, segera bertobat, dan tidak pernah putus asa dari rahmat Allah." (Syekh Nawawi al-Banteni, Nashaihul Ibad)
Nabi Adam merasa bahagia karena mengakui dosanya. Sebagaimana pengakuan Nabi Adam yang diabadikan oleh Allah di dalam firman-Nya sebagai berikut.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
Keduanya (Nabi Adam dan istrinya) berkata, "Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (QS Al-A‘raf Ayat 23)
Setelah Nabi Adam dan istrinya menyadari kesalahan yang diperbuatnya, yaitu menuruti ajakan setan dan meninggalkan perintah Allah, Nabi Adam dan istrinya segera bertobat, menyesali perbuatannya. Allah mengajarkan kepada keduanya doa untuk memohon ampun.
Kemudian dengan segala kerendahan hati dan penuh khusyuk, Nabi Adam dan istrinya berdoa, "Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi."
Berkat ucapan doa yang benar-benar keluar dari lubuk hatinya dengan penuh kesadaran disertai keikhlasan, maka Allah memperkenankan doanya, mengampuni dosanya dan melimpahkan rahmat kepadanya.
Imam Bukhari dan Imam Muslim juga telah meriwayatkannya dari Aisyah sebagai berikut, "Sesungguhnya seorang hamba jika mau mengakui dosanya kemudian ia bertobat, maka Allah berkenan menerima tobatnya."
Imam Baihaqi juga telah meriwayatkannya dari Abdullah bin Mas'ud. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Siapapun berbuat kesalahan atau berbuat dosa, kemudian menyesali perbuatannya itu, maka penyesalannya itulah tebusannya."