Senin 16 Oct 2023 13:46 WIB

Abdul Qadir Al-Husaini, Pejuang Palestina yang Buat Inggris dan Yahudi Kewalahan

Abdul Qadir Al-Husaini adalah pejuang Palestina yang melawan penjajahan Inggris.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Abdul Qadir Al-Husaini, Pejuang Palestina
Foto: French Palinfo
Abdul Qadir Al-Husaini, Pejuang Palestina

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nama lengkapnya adalah Abdul Qadir Musa Kazhim Al-Husaini. Lahir pada tahun 1908 di Kota Quds. Saudara kandung Abdul Qadir Musa adalah Haji Amin Al-Ghazali, ia merupakan mufti Palestina. 

Abdul Qadir Musa pernah kuliah di Universitas Amerika di Kairo. Abdul Qadir Musa juga pernah mengikuti peperangan melawan penjajahan Inggris terhadap Palestina.

Baca Juga

 

Pada tahun 1937, dia mengalami luka-luka yang sangat parah. Kemudian dibawah ke Damaskus untuk mendapatkan perawatan. Namun, saat menjalani perawatan di Damaskus, Abdul Qadir Musa tidak kunjung sembuh. Akhirnya Abdul Qadir Musa dibawa ke Baghdad.

Saat berada di Baghdad, Abdul Qadir Musa masuk Fakultas Militer.

 

Revolusi yang dilakukan oleh Rasyid Ali Al-Kilani sangat membekas pada diri  Abdul Qadir Musa. Karena pengaruh dari revolusi tersebut,  Abdul Qadir Musa selalu mengadakan penyerangan terhadap penjajah Inggris di Irak akibat perjuangannya, Abdul Qadir Musa pernah dipenjara selama dua tahun, kemudian dibebaskan.

Abdul Qadir Musa pernah menetap di Hijaz selama 18 bulan, tetapi kemudian dia pindah ke Mesir.

Abdul Qadir Musa adalah ketua partai Arab Palestina cabang Quds. Abdul Qadir Musa juga pernah mengorganisir masyarakat Palestina untuk melakukan mogok besar-besaran selama enam bulan.

Pemogokan yang pernah diorganisir oleh Abdul Qadir Musa itu tercatat sebagai peristiwa yang terbesar dalam sejarah bersama organisasi-organisasi Palestina yang bergerak di bawah tanah.

Abdul Qadir Musa juga membentuk brigade-brigade pasukan gerilyawan yang siap berkorban. Dia menanamkan pasukan yang dibentuknya dengan nama pasukan jihad suci.

Abdul Qadir Musa sering bertempur melawan pasukan Yahudi di Palestina. Dia merupakan Komandan Pasukan Palestina wilayah bagian Selatan yang meliputi distrik Quds dan sekitarnya. Dia pernah melakukan beberapa pengeboman di perkampungan Quds. Dia melakukan penyerangan tersebut dengan sangat cerdik dan rapi. Oleh karena itu orang-orang Inggris dan Yahudi berkeyakinan bahwa yang melakukan serangan itu bukanlah orang-orang Arab tetapi sukarelawan dari Jerman dan Yugoslavia.

Abdul Qadir Musa pernah melakukan pengeboman terhadap pasukan Yahudi yang dilengkapi dengan tank dengan senjata yang ia miliki. Abdul Qadir Musa menyerang pasukan Israel sampai menyerah, pertempuran tersebut terkenal dengan nama pertempuran Kaffar Isyun.

Dewan militer negara Arab sangat tidak menghargai perjuangan Abdul Qadir Musa dan teman-temannya. Dewan tersebut hanya memberikan 370 Pound Sterling untuk dibagikan kepada 3.000 pasukan Abdul Qadir Musa.

Dewan militer negara Arab juga tidak memberikan bantuan senjata kepada pasukan Abdul Qadir Musa. Oleh karena itu dia menuduh dewan tersebut sebagai pihak yang bertanggung jawab atas lepasnya Negeri Palestina pada Tahun 1948.

Abdul Qadir Musa mengikuti pertempuran Qistil, setelah dua hari dia bertempur, dan ketika pasukannya sedang mengepung wilayah tersebut, dia gugur sebagai syahid. Kawan-kawannya melihat Abdul Qadir Musa merangkul senjata sambil menyandarkan tubuhnya ke tembok, sementara darah mengalir di tubuhnya dengan begitu deras.

Abdul Qadir Musa bertanya kepada kawan-kawannya, "Apakah kalian telah berhasil menguasai Desa Qistil." Kawan-kawannya menjawab, "Ya kami telah berhasil menguasainya."

Abdul Qadir Musa berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah membantu kekurangan kami."

Setelah Abdul Qadir Musa mengatakan seperti itu, tubuhnya jatuh ke tanah tanpa bergerak. Jenazahnya dikuburkan di samping Masjid Al Aqsa.

Kisah Abdul Qadir Musa Kazhim Al-Husaini membela Palestina ini dikisahkan dalam buku Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah yang ditulis Syaikh Muhammad Sa'id Mursi dan diterjemahkan Khoirul Amru Harahap Lc dan Achmad Faozan Lc serta diterbitkan ulang Pustaka Al-Kautsar, 2007.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement