Ahad 15 Oct 2023 16:17 WIB

Surat Al-Anfal Ayat 5-6 dan Kaitannya dengan Detik-Detik Perang Badar 

Perang Badar berlangsung dengan kemenangan di pihak umat Islam

Rep: Rossi Handayani / Red: Nashih Nashrullah
Lokasi Perang Badar (ilustrasi). Perang Badar berlangsung dengan kemenangan di pihak umat Islam
Foto:

Setibanya di Makkah, Dhamdham berteriak dengan keras meminta kaum Quraisy untuk membela Abu Sufyan yang terancam serangan Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya.   

Penduduk Makkah segera bersiap-siap mengirim pasukannya untuk menyelamatkan kafilah dagang Abu Sufyan. 

Akhirnya terkumpul tentara dengan persenjataan lengkap berjumlah 1.300 orang, 100 kuda, 600 baju besi dan sekian banyak onta yang tidak diketahui pasti jumlahnya. Panglima perang dipegang Abu Jahal bin Hisyam. 

Lalu berangkatlah mereka menuju kota Madinah. Namun di tengah perjalanan, mereka kembali menerima surat dari Abu Sufyan, bahwa kafilahnya berhasil menghindar dari sergapan Rasulullah ﷺ, karenanya dia meminta mereka kembali ke Makkah. 

photo
Infografis Sejarah Perang Badar - (Republika)

Dengan kesombongannya, Abu Jahal menolak kembali ke Makkah. Dia justru bersikeras membawa pasukannya ke Badar. Namun sebagian pasukannya yang berjumlah 300 orang ada yang kembali ke Makkah dan tidak ikut dalam peperangan Badr. Kini tentara Kafir Quraisy tinggal berjumlah 1.000 orang.  

Setelah mengetahui kedatangan pasukan Kafir Quraisy, dan mereka semakin dekat ke Badr, sementara kafilah Abu Sufyan telah menghindar semakin jauh tak terkejar, tentara kaum Muslimin berada dalam kebimbangan. 

Akankah mereka harus menghadapi pasukan Abu Jahal yang jumlahnya jauh lebih besar dengan persenjataan lengkap, sementara mereka berjumlah sangat sedikit dengan persenjataan apa adanya?  

Baca juga: Firaun Mengaku Tuhan dengan Segala Dusta, Tetapi Mengapa Masyarakat Mesir Kuno Percaya?

Menghadapi kondisi yang kritis tersebut, Rasulullah ﷺ mengajak para sahabatnya bermusyawarah. Sebagian pasukan ada yang khawatir menghadapi pertempuran berdarah tersebut, sebagaimana Allah SWT kisahkan dalam ayat-Nya :  

كَمَاۤ اَخۡرَجَكَ رَبُّكَ مِنۡۢ بَيۡتِكَ بِالۡحَـقِّۖ وَااِنَّ فَرِيۡقًا مِّنَ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ لَـكٰرِهُوۡنَۙ يُجَادِلُوۡنَكَ فِى الۡحَـقِّ بَعۡدَ مَا تَبَيَّنَ كَاَنَّمَا يُسَاقُوۡنَ اِلَى الۡمَوۡتِ وَهُمۡ ي يَنۡظُرُوۡنَؕ‏

“Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran, padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya. Mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata (mereka pasti menang), seolah-olah mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab-sebab kematian itu)”. (QS al-Anfal ayat 5-6)  

 

Setelah bermusyawarah, akhirnya mereka sepakat menghadapi pasukan kafir Quraisy dan siap menanggung berbagai kemungkinan yang terjadi. Maka merekapun akhirnya melanjutkan perjalanannya untuk menghadapi pasukan musyrikin.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement