Rabu 11 Oct 2023 17:58 WIB

Terbongkar, Yahudi Penjajah Palestina Saat Ini Bukan yang Dimaksud Taurat atau Alquran

Zionis Israel lakukan kebohongan tentang identitas Yahudi saat ini.

Yahudi Israel (ilustrasi). Zionis Israel lakukan kebohongan tentang identitas Yahudi saat ini
Foto:

Teori Khazaria yang dikemukakan Mahaguru Universitas Sorbonne, Perancis, tersebut, pada intinya, menyatakan bahwa orang-orang Yahudi Ashkenazi adalah keturunan bangsa Khazar yang pernah eksis di Eurasia.

"Mereka sesungguhnya adalah orang-orang Turki (bukan Kanaan), yang memeluk agama Yahudi. Dan, menyusul kehancuran Imperium Khazaria akibat serbuan Mongol, mereka bermigrasi ke Eropa."

Tak seperti orang Yahudi Kanaan yang berbahasa Ibrani, orang Yahudi Khazaria berbahasa Yiddish. Dan, bahasa Yiddish itu pun tetap digunakan oleh orang Yahudi di Israel saat ini.

Terminologi Turki yang digunakan Renan, bukanlah dalam pengertian sempit bangsa Turki saat ini. Turki dalam pengertian ini longgar, meliputi suku-suku nomaden yang hidup di kawasan yang luas, mulai dari Asia Tengah hingga Eurasia.

Imperium Khazaria sendiri mulai berdiri pada abad ke- 7. Suku semi-nomaden Turki ini mengambil alih kawasan tersebut menyusul runtuhnya Kekaisaran Hun pasca-kematian Attila The Hun.

Selama lebih dari dua abad, Teori Khazaria yang disampaikan Ernest Renan --yang juga penulis buku Life of Jesus-- ini menjadi kontroversi. Namun, seperti halnya gagasan nasionalisme yang dikemukakannya lewat esai terkenal berjudul What is a Na tion? (Qu'est-ce qu'une nation?) yang kemudian banyak dipraktikkan, Teori Khazaria ini pun kemudian menemukan pembuktian kuat.

Sekadar informasi, selain Teori Khazaria, teori lain yang berkembang soal asal muasal Yahudi Ashkenazi atau Yahudi Eropa adalah Teori Rhineland (Rhineland Hypothesis). Teori ini beranggapan Yahudi Ashkenazi merupakan keturunan Yahudi dari Kanaan, Timur Tengah.

Mereka bermigrasi ke Eropa menyusul keberhasilan Umar Bin Khattab membebaskan Palestina dari Romawi Byzantium pada 637. Konon, migrasi berdurasi panjang, hingga 200 tahun.

Baca juga: Mengapa Kita Mesti Mencintai Nabi Muhammad SAW? Ini 12 Alasannya yang Rasional

Kemudian, pada abad ke-15, sekitar 50 ribu Yahudi yang mengisolasi diri, meninggal kan Rhineland atau Jerman di Eropa Barat, menuju Eropa Tengah dan Eropa Timur. Konon, di sana, Yahudi berkembang pesat melebihi komunitas lain berkat hyperbaby boom.

Alhasil, meskipun terjadi perang, persekusi terhadap orang Yahudi, wabah, dan kesulitan ekonomi, populasi Yahudi Ashkenazi tetap melonjak signifikan. Dan, pada abad ke-20, telah moroket mencapai delapan juta orang.

 

Tapi, karena cerita ledakan populasi itu terbilang ganjil dan kurang masuk akal, Science Daily menyatakan bahwa sejumlah pakar seperti Prof Harry Ostrer dan Dr Gil Atzmon akhirnya hanya menyebutnya dengan istilah "keajaiban".     

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement