REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Setelah melakukan hijrah dan membangun Masjid Nabawi, Rasulullah ﷺ mengadakan perjanjian antarsesama muslim.
Seperti dikutip dari Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah ﷺ disarikan dari kitab Ar-rahiqul Makhtum, Ada 16 butir isi perjanjian, yang secara umum berisi tentang perintah untuk bersatu dan saling tolong menolong, larangan menzalimi, menjaga kehormatan, jiwa dan menjadikan Allah serta Rasul-Nya sebagai rujukan dari semua perselisihan di antara mereka.
Dengan adanya perjanjian tersebut, kekuatan sendi-sendi masyarakat semakin kokoh. Bahkan tidak hanya sampai disitu, Rasulullah ﷺ juga mendidik para sahabat agar menjadi pribadi-pribadi mu'min yang berkualitas, berjiwa suci, berakhlak mulia, menanamkan kasih sayang, bersaudara, beribadah dan taat kepada Allah Ta'ala. Ketika salah seorang shahabat bertanya kepadanya:
“Islam apa yang paling baik?”
Rasulullah ﷺ menjawab: “Engkau memberi makan (orang lain) serta mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal dan yang tidak engkau kenal."
Di lain waktu beliau ﷺ bersabda: “Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah silaturrahim, shalatlah di waktu malam ketika orang lain tidur, kalian akan masuk surga dengan tenteram."
Dan di antara sabdanya juga: “Tidak masuk surga orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatannya."
“Orang muslim adalah orang yang orang-orang muslim (lainnya) selamat dari lisan dan tangannya."
“Tidaklah beriman seorang di antara kalian sebelum dia mencintai saudaranya sebagaima dia mencintai dirinya sendiri."
“Antar mu'min yang satu dengan mu'min lainnya, bagaikan bangunan, satu sama lain saling menguatkan.”
Dan masih banyak hadits-hadits Rasulullah ﷺ lainnya yang besar pengaruhnya dalam menciptakan pola hubungan yang baik di tengah masyarakat Muslim. Sehingga masyarakat pada zaman sahabat dikenal sebagai contoh masyarakat yang ideal dan menjadi panutan sepanjang sejarah.
Di sisi lain, kepribadian Rasulullah ﷺ sebagai pemimpin yang sangat agung, berwibawa, dan berakhlak mulia, sangat besar perannya dalam mengarahkan masyarakat baru Madinah yang mampu mengatasi berbagai rintangan ke depannya.