REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pada tahun ke 14 kenabian, Rasulullah ﷺ melakukan hijrah ke Madinah dari Makkah. Beliau disambut dengan gegap gempita oleh kaum muslimin di Madinah.
Seperti dikutip dari Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah ﷺ disarikan dari kitab Ar-rahiqul Makhtum, Masyarakat Madinah ketika kedatangan Rasulullah ﷺ, terdiri dari tiga golongan.
1. Kaum muslimin yang terdiri dari kalangan Muhajirin (Para sahabat yang hijrah dari Mekkah) dan Anshar (Para sahabat penduduk asli kota Madinah).
Meskipun mereka telah masuk Islam, namun tugas Rasulullah ﷺ tidak hanya sampai disitu, tapi bagaimana menata mereka menjadi muslim berkualitas yang memiliki pemahaman terhadap agamanya dan mampu merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat.
Masalah lain yang dihadapi adalah kesenjangan sosial, antara kaum Anshar yang berada dan kaum Muhajirin yang miskin tidak memiliki harta benda.
2. Kaum musyrikin. Di antara mereka ada yang sudah ragu terhadap keyakinan syiriknya dan tidak menyimpan dendam kesumat terhadap Islam, sehingga banyak di antara mereka yang kemudian masuk Islam. Namun ada juga yang tetap memusuhi Islam dalam kesyirikannya, namun tidak berani berbuat apa-apa karena kekuatan kaum muslimin yang semakin besar.
Akhirnya yang mereka lakukan adalah berpura-pura masuk Islam, sambil tetap menyembunyikan kekufuran dan kebenciannya terhadap Islam. Merekalah orang-orang munafik, dengan tokohnya, Abdullah bin Ubay.
3. Kaum Yahudi. Mereka adalah orang-orang yang berasal dari ras Yahudi yang sudah bercampur baur dengan masyakat Arab Madinah, namun tetap menjaga aturan-aturan dan adat istiadat mereka dan tentu saja keyakinannya. Merekalah yang selama ini menguasai perekonomian masyarakat Madinah dan dikenal sebagai orang-orang yang banyak memiliki keahlian.
Kedatangan Islam di kota Madinah mereka sikapi dengan pandangan kebencian dan kedengkian.
Di Madinah saat itu, terdapat tiga suku Yahudi yang terkenal, yaitu: Bani Qoinuqa', Bani Nadhir, Bani Quraizhah.
Kesemuanya memuliki karakteristiknya masing-masing untuk dihadapi dengan sikap berbeda namun tepat dalam rangka membangun masyarakat baru yang kokoh dan kuat.