REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Islam, menjaga diri atau jiwa (hifdzu nafs) termasuk dari tujuan dalam agama (maqosidus syariah). Oleh karena itu, Islam melarang Muslim menganiaya dirinya sendiri apalagi melakukan bunuh diri. Maka, melukai diri sendiri dan bunuh diri adalah perbuatan yang menjerumuskan diri pada kebinasaan. Allah SWT berfirman:
وَاَنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَاَحْسِنُوْا ۛ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
Artinya: Berinfaklah di jalan Allah, janganlah jerumuskan dirimu ke dalam kebinasaan, dan berbuatbaiklah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik (Alquran surah al-Baqarah ayat 195).
Bahkan pelaku bunuh diri terancam menjadi penghuni neraka. Sebagaimana firman Allah Ta'ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَأْكُلُواْ أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلاَّ أَن تَكُونَ تِجَارَةً عَن تَرَاضٍ مِّنكُمْ وَلاَ تَقْتُلُواْ أَنفُسَكُمْ إِنَّ اللّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيماً وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ عُدْوَاناً وَظُلْماً فَسَوْفَ نُصْلِيهِ نَاراً وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللّهِ يَسِيراً
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barang siapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah (Alquran surah an-Nisa ayat 29-30).
Oleh karena itu, bunuh diri termasuk dalam dosa besar. Bahkan dosa bunuh diri itu lebih besar kadarnya dibanding dosa orang yang membunuh orang lain.
إِنَّ مَنْ قَتَل نَفْسَهُ كَانَ إِثْمُهُ أَكْثَرَ مِمَّنْ قَتَل غَيْرَهُ
Artinya: Sungguh orang yang melakukan bunuh diri dosanya lebih besar dibanding orang yang membunuh orang lain,” (Lihat Al-Mawsu’atul Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah, Kuwait-Darus Salasil, juz III, halaman 239)
Mengapa demikian? Sebab orang yang bunuh diri telah berputus asa akan rahmat Allah. Lebih dari itu bahwa nyawa manusia adalah milik Allah.
Dari Jundub bin Abdillah RA, Rasulullah SAW bersabda,
كَانَ فِيمَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ رَجُلٌ بِهِ جُرْحٌ فَجَزِعَ فَأَخَذَ سِكِّينًا فَحَزَّ بِهَا يَدَهُ فَمَا رَقَأَ الدَّمُ حَتَّى مَاتَ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى بَادَرَنِي عَبْدِي بِنَفْسِهِ حَرَّمْتُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
“Ada seseorang di antara umat sebelum kalian menderita luka-luka tapi dia tidak sabar lalu dia mengambil sebilah pisau kemudian memotong tangannya yang mengakibatkan darah mengalir dan tidak berhenti hingga akhirnya dia meninggal dunia. Lalu, Allah Ta’ala berfirman, ‘Hamba-Ku mendahului Aku dengan membunuh dirinya sendiri, maka Aku haramkan baginya surga'” (HR. Bukhari no. 3463 dan Muslim no. 113)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ’Anhu, Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ يَتَرَدَّى فِيهِ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ تَحَسَّى سُمًّا فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَسُمُّهُ فِي يَدِهِ يَتَحَسَّاهُ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيدَةٍ فَحَدِيدَتُهُ فِي يَدِهِ يَجَأُ بِهَا فِي بَطْنِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا
“Barang siapa menjatuhkan diri dari gunung, hingga membunuh jiwanya (bunuh diri), maka ia akan jatuh ke neraka jahanam. Ia kekal serta abadi di dalamnya selama-lamanya. Barang siapa menegak racun hingga meninggal dunia, maka racun tersebut akan berada di tangannya, dan ia akan menegaknya di neraka jahanam. Ia kekal serta abadi di dalamnya selama-lamanya. Dan barang siapa bunuh diri dengan (menusuk dirinya dengan) besi, maka besi itu akan ada di tangannya, dengannya ia akan menghujamkan ke perutnya di neraka jahanam. Ia kekal dan abadi di dalamnya selama-lamanya” (HR. Bukhari no. 5778 dan Muslim no. 109).
Dari Tsabit bin Adh-Dhahhak r.a, Rasulullah SAW bersabda:
وَمَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِشَيْءٍ عُذِّبَ بِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ وَلَعْنُ الْمُؤْمِنِ كَقَتْلِهِ وَمَنْ رَمَى مُؤْمِنًا بِكُفْرٍ فَهُوَ كَقَتْلِهِ
”Barang siapa membunuh dirinya dengan sesuatu, ia disiksa di neraka jahanam dengan sesuatu yang digunakannya untuk bunuh diri. Dan melaknat seorang mukmin bagaikan membunuhnya. Dan barangsiapa menuduh seorang mukmin dengan kekafiran, maka dia seperti membunuhnya” (HR Bukhari no. 6652 dan Muslim nomor 110).
Lebih dari itu, bunuh diri sejatinya adalah cara-cara orang kafir karena putus asa menghadapi berbagai persoalan dalam hidupnya.
Orang-orang yang ingkar yakni kaum kafirin mengharap mati karena ingin menghindar dari takdir yang ditetapkan Allah SWT padanya. Semisal frustasi karena hilang jabatan atau bangkrutnya harta, sehingga membuatnya berharap-harap untuk cepat mati bahkan hingga bunuh diri. Orang-orang yang ingkar berpikir setelah mati semua persoalannya selesai, padahal ada kehidupan setelah kematian dan setiap tindakan mereka ketika di dunia akan dimintai pertanggungjawaban.
عن سهل بن عبد الله التستري رحمه الله انه قال : لا يتمنى الموت إلا ثلاثة : رجل جاهل بما بعد الموت، أو رجل يفر من أقدار الله عليه، او مشتاق محب للقاء الله تعالى.
Dari Sahal bin Abdullah at Tustury ia berkata : “Tidak ada yang berharap mati kecuali 3 orang : pertama, seorang yang tidak mengerti keadaan dirinya sesudah kematian, kedua, seorang yang menghindar dari takdir Allah atas dirinya, ketiga, orang yang rindu dan ingin berjumpa dengan Allah SWT” (kitab At Tadzkirah karya Imam Qurthubi).