Sementara itu, Abu Thalib diberitahu oleh Rasulullah ﷺ bahwa Allah Ta'ala telah mengutus rayap-rayap untuk memakan lembaran perjanjian boikot tersebut hingga tersisa sedikit yang di dalamnya masih tersimpan kalimat zikir (lafaz Allah).
Maka, Abu Thalib menyampaikan hal tersebut kepada orang-orang Quraisy seraya berkata: “Jika dia berdusta akan kami biarkan kalian berbuat sesuka hati kalian kepadanya, namun jika dia benar, hendaklah kalian menghentikan boikot dan kezaliman kalian kepada kami”.
Kemudian Muth'im bermaksud merobek lembaran perjanjian tersebut, namun didapatinya bahwa rayap telah memakannya kecuali yang terdapat tulisan,
باسمك الهم
“Dengan nama-Mu ya Allah” dan yang padanya terdapat kata “Allah”, tidak dimakannya.
Dengan demikian berakhirlah pemboikotan, lalu keluarlah Rasulullah ﷺ dari perkampungan. Sementara orang-orang Musyrik telah melihat bukti-bukti kenabian yang sangat jelas, akan tetapi mereka seperti apa yang Allah Ta'ala katakan:
وَاِنْ يَّرَوْا اٰيَةً يُّعْرِضُوْا وَيَقُوْلُوْا سِحْرٌ مُّسْتَمِرٌّ
“Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat sesuatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata : “(Ini adalah) sihir yang terus-menerus" (QS al-Qomar ayat dua)
Setelah itu, Rasulullah ﷺ dan kaum muslimin kembali kepada kehidupan semula. Sedangkan orang-orang kafir, meskipun mereka tidak memboikot lagi, namun tetap berupaya menghalangi dakwah Rasulullah ﷺ.