Jumat 29 Sep 2023 16:18 WIB

Gema Takbir Menyambut Keislaman Umar bin Khattab

Umar bin Khattab masuk Islam di tahun keenam kenabian.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Umar bin Khattab
Foto: Al Arabiya
Umar bin Khattab

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Secercah cahaya yang lain juga muncul dengan masuk Islamnya Umar bin Khattab radhiyallahu anhu juga pada tahun ke-6 kenabian, tiga hari setelah masuk Islamnya Hamzah bin Abdul Muththalib. 

Seperti dikutip dari Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah ﷺ disarikan dari kitab Ar-rahiqul Makhtum, Sebelumnya, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memang pernah memohon kepada Allah Ta'ala agar dia masuk Islam, dengan doanya : 

Baca Juga

“Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang dari dua orang yang lebih Engkau cintai, Umar bin Khattab atau Abu Jahal bin Hisyam" 

Ternyata yang lebih Allah cintai dari keduanya adalah Umar bin Khattab radhiyallahuanhu. 

Umar bin Khattab radhiyallahu anhu terkenal sebagai orang yang berwatak keras dan bertubuh tegap. Sering kali pada awalnya sebelum masuk Islam kaum muslimin mendapatkan perlakukan kasar darinya. 

Sebenarnya di dalam hati Umar sering berkecamuk perasaan-perasaan yang berlawanan, antara pengagungannya terhadap ajaran nenek moyang, kesenangan terhadap hiburan dan mabuk-mabukan dengan kekagumannya terhadap ketabahan kaum muslimin serta bisikan hatinya bahwa boleh jadi apa yang dibawa oleh Islam itu lebih mulia dan lebih baik. 

Sampailah kemudian suatu hari, beliau berjalan dengan pedang terhunus untuk segera menghabisi Rasulullah ﷺ Namun di tengah jalan, beliau dihadang oleh Abdullah an-Nahham al-Adawi seraya bertanya: 

“Hendak kemana engkau ya Umar ?", “Aku hendak membunuh Muhammad”, jawabnya. 

“Apakah engkau akan aman dari Bani Hasyim dan Bani Zuhroh jika engkau membunuh Muhammad ?", 

“Jangan-jangan engkau sudah murtad dan meninggalkan agama asalmu?" Tanya Umar. 

“Maukah engkau ku tunjukkan yang lebih mengagetkan dari itu wahai Umar, sesungguhnya saudara perempuanmu dan iparmu telah murtad dan telah meninggalkan agamamu”, kata Abdullah. 

Setelah mendengar hal tersebut, Umar langsung menuju ke rumah adiknya. Saat itu di dalam rumah tersebut terdapat Khabbab bin Art yang sedang mengajarkan Alquran kepada keduanya, Fatimah, saudara perempuan Umar dan suaminya. Namun ketika Khabbab merasakan kedatangan Umar, dia segera bersembunyi di balik rumah. Sementara Fatimah, segera menutupi lembaran Alquran. 

Sebelum masuk rumah, rupanya Umar telah mendengar bacaan Khabbab, lalu dia bertanya : “Suara apakah yang tadi saya dengar dari kalian?”, 

“Tidak ada suara apa-apa kecuali obrolan kamu berdua saja”, jawab mereka.

“Pasti kalian telah murtad”, kata Umar dengan geram.

“Wahai Umar, bagaimana pendapatmu jika kebenaran bukan berada pada agamamu ?", jawab ipar Umar, 

Mendengar jawaban tersebut, Umar langsung menendangnya dengan keras hingga jatuh dan berdarah. Fatimah segera membangunkan suaminya yang berlumuran darah, namun Fatimah pun ditampar dengan keras hingga wajahnya berdarah, maka berkata lah Fatimah kepada Umar dengan penuh amarah: 

“Wahai Umar, jika kebenaran bukan terdapat pada agamamu, maka aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang disembah (ilah) selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah Rasulullah” 

Melihat keadaan saudara perempuannya dalam keadaan berdarah, timbul penyesalan dan rasa malu di hati Umar. Lalu dia meminta lembaran Alquran tersebut. Namun Fatimah menolaknya seraya mengatakan bahwa Umar najis, dan Alquran tidak boleh disentuh kecuali oleh orang-orang yang telah bersuci. Fatimah memerintahkan Umar untuk mandi jika ingin menyentuh mushaf tersebut dan Umar pun menurutinya. 

Setelah mandi, Umar membaca lembaran tersebut, lalu membaca : 

Bismillahirrahmanirrahim. Kemudian dia berkomentar: “Ini adalah nama nama yang indah nan suci” 

Kemudian beliau terus membaca : 

طه

Hingga ayat : 

اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ

“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku" (QS. Thaha ayat 14) Beliau berkata : 

“Betapa indah dan mulianya ucapan ini. Tunjukkan padaku di mana Muhammad”. 

Mendengar ucapan tersebut, Khabab bin Art keluar dari balik rumah, seraya berkata: “Bergembiralah wahai Umar, saya berharap bahwa doa Rasulullah ﷺ pada malam Kamis lalu adalah untukmu, beliau ﷺ berdoa: 

"Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang dari dua orang yang lebih Engkau cintai, Umar bin Khattab atau Abu Jahal bin Hisyam”. Rasulullah ﷺ sekarang berada di sebuah rumah di kaki bukit Shafa”. 

Umar bergegas menuju rumah tersebut seraya membawa pedangnya. Tiba di sana dia mengetuk pintu. Seseorang yang ber ada di dalamnya, berupaya mengintipnya lewat celah pintu, dilihatnya Umar bin Khattab datang dengan garang bersama pedangnya. Segera dia beritahu Rasulullah ﷺ, dan merekapun berkumpul. Hamzah bertanya: 

“Ada apa ?". "Umar" Jawab mereka. 

“Umar?!, bukakan pintu untuknya, jika dia datang membawa kebaikan, kita sambut. Tapi jika dia datang membawa keburukan, kita bunuh dia dengan pedangnya sendiri”. 

Rasulullah ﷺ memberi isyarat agar Hamzah menemui Umar. Lalu Hamzah segera menemui Umar, dan membawanya menemui Rasulullah ﷺ. Kemudian Rasulullah ﷺ memegang baju dan gagang pedangnya, lalu ditariknya dengan keras, seraya berkata : 

“Engkau wahai Umar, akankah engkau terus begini hingga kehinaan dan adzab Allah diturunakan kepadamu sebagaimana yang dialami oleh Walid bin Mughirah ?, Ya Allah inilah Umar bin Khattab, Ya Allah, kokohkanlah Islam dengan Umar bin Khattab”. 

Maka berkatalah Umar : 

“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang disembah selain Allah, dan Engkau adalah Rasulullah . 

Kesaksian Umar tersebut disambut gema takbir oleh orang-orang yang berada di dalam rumah saat itu, hingga suaranya terdengar ke Masjidil-Haram. 

Masuk Islamnya Umar menimbulkan kegemparan di kalangan orang-orang musyrik, sebaliknya disambut suka cita oleh kaum muslimin. 

Ibnu Mas'ud berkata : 

“Kami dahulu tidak ada yang berani shalat di depan Ka'bah hingga Umar masuk Islam” 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement