REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Di tengah suasana yang masih penuh intimidasi dan tekanan dari orang kafir Quraisy terhadap kaum muslimin, munculah secercah harapan, yaitu masuk Islamnya paman Rasulullah ﷺ, Hamzah bin Abdul Muththallib radhiyallahuanhu, pada akhir tahun ke-6 kenabian.
Seperti dikutip dari Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah ﷺ disarikan dari kitab Ar-rahiqul Makhtum, Hamzah masuk Islam setelah mendengar berita perlakuan Abu Jahal yang telah menganiaya Rasulullah ﷺ dengan memukulkan sebuah batu ke kepala beliau hingga mengucurkan darah. Segera saja Hamzah, lelaki gagah dan terpandang di suku Quraisy yang saat itu baru saja pulang berburu, menemui Abu Jahal untuk menuntut balas atas perlakuan kasar tersebut.
Setelah berhasil menemui Abu Jahal, Hamzah segera menghardiknya: “Wahai Abu Jahal, kamukah yang telah menghina keponakanku padahal aku sudah masuk agamanya ?”
Kemudian Abu Jahal dipukulnya dengan busur hingga terluka. Hampir saja terjadi perkelahian massal, karena keluarga kedua belah pihak ingin ikut campur. Namun Abu Jahal segera menghentikan hal tersebut seraya mengakui bahwa dia telah bersikap buruk terhadap Rasulullah ﷺ.
Di samping itu, Abu Jahal juga pernah berupaya hendak melemparkan batu jika Rasulullah ﷺ sedang sujud dalam shalatnya.
Pada hari yang telah ditentukan, sebagaimana biasa Rasulullah ﷺ datang ke Ka' bah untuk shalat. Kemudian sebagaimana rencana semula, Abu Jahal mengambil sebongkah batu lalu menghampiri Rasulullah ﷺ untuk menimpakan batu tersebut ke atas kepalanya.
Selanjutnya secercah harapan datang kepada kaum muslimin dengan keislaman Umar bin Khattab radhiyallahu anhu.