Jumat 29 Sep 2023 09:45 WIB

Peringatan Maulid Nabi Muhammad Bukan Sekadar Perayaan Saja

Peringatan Maulid Nabi Muhammad jatuh pada 12 Rabiul Awal.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Muhammad Hafil
Perayaan Maulid Nabi Muhammad (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Perayaan Maulid Nabi Muhammad (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, mengatakan, Maulid Nabi merupakan momen yang penuh makna, bukan hanya sekadar perayaan atau tradisi. Ini adalah saat kita memahami dan merenungkan ajaran-ajaran luar biasa yang diberikan oleh rasul kepada umat manusia.

"Ajaran-ajaran ini tidak hanya relevan pada zamannya, tetapi juga tetap relevan dan penting bagi kita saat ini, dalam semua aspek kehidupan kita," ujar Muhadjir lewat siaran pers, Jumat (29/9/2023).

Baca Juga

Dia mengatakan, peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW yang merupakan salah satu hari penting yang diperingati setiap tahun ini telah dimulai sejak dahulu dan mengakar menjadi tradisi dengan bentuk perayaannya masing-masing. Sebab itu, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW harus diisi dengan bersungguh-sungguh meneladaninya.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, kata Muhadjir, adalah pembimbing yang menunjukkan kepada umat jalan menuju kebaikan, kedamaian, dan kebahagiaan sejati. Rasul adalah contoh teladan yang patut diikuti dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari akhlak yang mulia, hingga cara berinteraksi dengan sesama manusia dan lingkungan sekitar.

"Kita harus meneladani sikap lemah lembut dan penuh toleransi Baginda Nabi, sehingga selalu mengutamakan persatuan. Oleh sebab itu, kita harus menyudahi perdebatan hukum pelaksanaan maulid," ujar Muhadjir.

Selanjutnya, Muhadjir menjelaskan, melalui perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang penuh berkah ini, umat muslim dapat merefleksikan kehidupan, ajaran, dan teladan yang ditinggalkan oleh Rasulullah SAW. Di mana, Rasulullah SAW adalah pembimbing bagi umat manusia, membawa cahaya petunjuk dalam kegelapan dunia.

"Beliau adalah penyejuk bagi hati yang panas dan lelah, membawa rahmat dan kasih sayang kepada seluruh makhluk. Beliau juga adalah pengayom bagi yang terlantar dan tertindas, memberikan suara kepada yang tak terdengar," jelas dia.

Muhadjir pun mengingatkan mengingatkan kepada seluruh umat akan siklus kehidupan manusia melalui momentum Maulid Nabi Muhammad SAW. Terdapat aksioma, puncak kejayaan umat akan digilir oleh Allah SWT di antara umat manusia. Aksioma itu diperoleh dari surat Ali Imran ayat 144, yang menyatakan secara umum bahwa Nabi Muhammad SAW adalah manusia biasa, dan menjadi istimewa karena beliau diutus menjadi rasul.

"Dan kalau kemudian Rasulullah SAW meninggal lalu semua orang murtad, maka tidak akan memengaruhi wibawa Allah SWT sama sekali," ucap Muhadjir.

Muhadjir mengajak untuk merenungkan pesan-pesan dan ajaran-ajaran Rasulullah SAW yang abadi. Pesan tentang cinta kasih, persatuan, keadilan, dan perdamaian yang menjadi pijakan bagi kehidupan kita. Ini adalah saat yang tepat untuk kita memperdalam pemahaman kita tentang Islam sebagai agama yang rahmatan lil 'alamin, rahmat bagi seluruh alam semesta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement