Kamis 28 Sep 2023 20:30 WIB

Kala Inggris Minta Bantuan Kesultanan Turki Utsmani karena Terisolasi dari Eropa

Inggris pernah ada dalam keadaan terisolasi dari Eropa.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Masjid Nusretiye merupakan salah satu bangunan tempat ibadah peninggalan kejayaan Dinasti Turki Utsmani (Ottoman) di wilayah Istanbul, Turki.
Foto:

Setelah itu, Philip memutuskan untuk mencurahkan seluruh kekuatan dan kekayaannya serta menyiapkan armada besar untuk menduduki Inggris. Dia juga bertujuan menyingkirkan Elizabeth.

Dalam kondisi genting itu, Inggris berusaha membujuk Sultan Ottoman untuk membantu. Elizabeth ingin meyakinkan Murad III untuk bersekutu melawan armada Spanyol di Mediterania, dalam upaya untuk mengganggu rencana invasi dan armada yang sudah berlayar. Namun usahanya tidak berhasil karena Ottoman tidak tertarik melawan Spanyol hanya untuk sekedar menyerang demi menyenangkan Inggris.

Konfrontasi itu tidak akan ada gunanya bagi Ottoman, terutama mengingat besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan intervensi dalam konflik tersebut. Meskipun demikian, Inggris berhasil menyingkirkan perjanjian Turki-Spanyol, yang menjamin kelanjutan hubungan antara Ottoman dan Inggris.

Sampailah pada saatnya ketika terjadi Perang Salib dan kesepakatan antara Eropa dan Andalusia. Setelah itu Islam mencapai Eropa. Namun sebagian besar orang Eropa meyakini bahwa Islam adalah kelompok sesat yang terdiri dari umat Kristen atau Yahudi. Citra Islam sebagai agama samawi, tidak dikenal di kalangan orang-orang Eropa.

Dengan jatuhnya Konstantinopel dan bangkitnya Kesultanan Ottoman sebagai kekuatan besar, ini merupakan ancaman bagi Eropa Kristen. Mereka saling bermusuhan satu sama lain. Sampai-sampai, Raja Inggris Henry VIII memisahkan kerajaannya dari Gereja Katolik di Roma yakni antara tahun 1532 dan 1535.

Raja Henry VIII mengadopsi doktrin reformis atau Protestantisme. Dia melihat sekutu-sekutunya berjatuhan di sekelilingnya. Sedangkan musuh-musuhnya bersatu di sekitar Paus. Sehingga ia mencoba bersekutu dengan Ottoman, tetapi aliansi itu tidak ditakdirkan untuk bertemu.

Kemudian segalanya berubah pada masa pemerintahan putrinya, Ratu Elizabeth I. Dengan pergerakan perdagangan yang terus menerus, umat Islam mendarat untuk pertama kalinya di tanah Inggris. Terjadi interaksi antara Muslim dan orang-orang Inggris. Kultur umat Muslim melebur dengan umat Kristen Inggris. Di titik ini, orang Maroko memegang peranan penting.

Sosok Maroko tersebut ialah duta besar khusus yang sebelumnya diutus dari Kesultanan Ottoman untuk Ratu Elizabeth pada tahun 1600, yakni Abdul Wahid bin Masoud bin Muhammad Anoun. Dia meninggalkan pengaruh besar di Inggris. Ia diyakini menjadi inspirasi penulis William Shakespeare dalam membuat karya drama Othello.

Namun, hubungan tersebut berakhir dengan kematian Ratu Elizabeth I, dan James I naik tahta Inggris, yang berdamai dengan Vatikan dan umat Katolik melalui Perdamaian London pada tahun 1604. Bersamaan dengan itu, peran dunia Islam di Inggris menurun hingga berakhir total.

Sumber

https://arabicpost.net/opinions/opinion/2022/01/22/%D9%83%D9%8A%D9%81-%D8%A3%D9%86%D9%82%D8%B0%D8%AA-%D8%A7%D9%84%D8%AF%D9%88%D9%84%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%B9%D8%AB%D9%85%D8%A7%D9%86%D9%8A%D8%A9-%D8%A5%D9%86%D8%AC%D9%84%D8%AA%D8%B1%D8%A7/

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement