REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaum kafir Quraisy kerap melakukan penindasan dan penyiksaan kepada orang-orang Islam di Makkah. Mereka terus berupaya agar Muslim meninggalkan seruan Nabi Muhammad ﷺ.
Seperti dikutip dari Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah ﷺ disarikan dari kitab Ar-rahiqul Makhtum, beberapa bulan telah berlalu, namun upaya mereka belum membuahkan hasil, maka kaum kafir Quraisy kembali berkumpul untuk menentukan langkah berikutnya. Musyawarah yang dipimpin langsung oleh Abu Lahab itu akhirnya menyepakati cara kekerasan terhadap Rasulullah ﷺ beserta para sahabatnya.
Namun, untuk melakukan kekerasan terhadap Rasulullah ﷺ, tidak semua orang kafir berani melakukannya, mengingat kedudukannya yang sangat dihormati di tengah masyarakat Arab Quraisy waktu itu, ditambah perlindungan yang diberikan pamannya, Abu Thalib tokoh yang sangat disegani pula oleh masyarakatnya.
Hanya tokoh tokoh mereka saja yang penuh kedengkian yang berani mengganggunya secara fisik, seperti Abu Lahab, Abu Jahal, Ubay bin Khalaf dan yang lainnya. Berbagai tindakan menyakitkan diterima Rasulullah ﷺ dari Abu Lahab dan kawan kawannya.
Pernah sekali waktu Rasulullah ﷺ shalat di hadapan Ka'bah, sementara di sisi lain tokoh tokoh kafir Quraisy sedang berkumpul. Ketika beliau sedang sujud salah seorang di antara mereka mengambil isi perut onta yang baru disembelih kemudian dilem parkan ke atasnya, sehingga Rasulullah ﷺ tidak kuasa bangun dari sujud. Akhirnya datang Fatimah, anaknya, lalu dia angkat kotoran tersebut dari tubuh bapaknya ﷺ.
Penindasan pada kaum lemah... (ke halaman berikutnya)
Halaman 2 / 3
Adapun penyiksaan dan penindasan kepada selain Rasulullah ﷺ, khususnya kepada kaum lemah, lebih keras mereka lakukan. Misalnya, pamannya Utsman bin Affan ketika dia masuk Islam, dirinya dilipat oleh tikar, lalu dibuatkan asap dari bawah.
Mush'ab bin Umair, setelah masuk Islam, dia diusir oleh ibunya dan tidak diberi makan sehingga kehidupannya sangat sengsara. Padahal sebelumnya dia dikenal sebagai pemuda yang hidup mewah.
Ketika Bilal bin Rabah masuk Islam, oleh tuannya: Umayyah bin Khalaf al Jumahi, ia diikat dengan tali di lehernya lalu diperintahkan anak-anak untuk menariknya mengelilingi Ka'bah. Bahkan lebih kejam dari itu, di suatu hari di musim panas dia diseret keluar lalu di hempaskan ke tanah, kemudian sebongkah batu besar diletakkan di atas dadanya sambil berujar: “Demi Tuhan, engkau akan terus seperti ini hingga mati atau engkau mengingkari Muhammad dan kembali beribadah kepada Latta dan Uzza" Namun dalam kondisi seperti itu beliau hanya mengatakan : “Ahad.... Ahad...” hingga kemudian datang Abu Bakar dan menebusnya dengan sejumlah uang untuk dimerdekakan.
Ammar bin Yasir radhiyallahuanhu dan kedua orang tuanya masuk Islam. Beliau adalah budak pada Bani Makhzum. Orang orang musyrik yang dipimpin Abu Jahal menyeret mereka ke padang pasir dan membiarkan mereka tersiksa di tengah terik matahari yang menyengat. Rasulullah ﷺ sempat melewati mereka, beliau berpesan:
“Sabarlah wahai keluarga Yasir, janji untuk kalian adalah syurga”.
Sang ayah akhirnya syahid...
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook