Yasir, bapaknya Ammar, akhirnya meninggal karena tak kuasa menahan siksaan, sedang ibunya, Sumayyah (Ummu Ammar) oleh Abu Jahal ditusuk dengan sebilah tombak hingga dia gugur dan dikenal sebagai wanita pertama yang syahid dalam Islam, sedangkan Ammar sendiri terus disiksa semakin berat oleh mereka, seraya berkata:
“Kami tidak akan bebaskan kamu sampai kamu mencaci Muhammad atau memuji Latta dan Uzza”.
Ammar tak kuasa menahan siksaan sehingga terucap darinya pujian terhadap tuhan-tuhan mereka karena terpaksa. Akhirnya dia menghadap Rasulullah ﷺ sambil menangis dan meminta maaf. Kemudian Allah menurunkan ayat-Nya:
مَنْ كَفَرَ بِاللّٰهِ مِنْۢ بَعْدِ اِيْمَانِهٖٓ اِلَّا مَنْ اُكْرِهَ وَقَلْبُهٗ مُطْمَىِٕنٌّۢ بِالْاِيْمَانِ
“Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa)”. (QS. an-Nahl ayat 106)
Begitu pula Khabbab bin Art, Zunairah, dan sahabat-sahabat lainnya yang mendapat berbagai bentuk siksaan atas keimanan mereka. Kesimpulannya, tidak ada seorangpun dari kaum lemah yang diketahui masuk Islam kecuali mereka mengalami berbagai bentuk penyiksaan.